Satupena Mengungkap Ketokohan Slamet Rahardjo, sang Pelestari dan Periwayat Cagar Budaya Kota Salatiga 

- 14 Agustus 2022, 08:39 WIB
Para pembicara dan moderator dalam bedah buku
Para pembicara dan moderator dalam bedah buku /Dok Satupena Jateng

PORTAL PEKALONGAN - Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena mengucapkan terima kasih kepada sejarawan Slamet Rahardjo, pelestari cagar budaya di Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Peran Slamet Rahardjo dalam cagar budaya kota Salatiga mengingatkan kita tentang kisah periwayat "Epic of Gilgamesh."

Hal itu dikemukakan Ketua Umum Satupena Pusat, Denny JA dalam sambutan tertulis yang dibacakan secara daring oleh Sekjen Satrio Arismunandar pada acara Peluncuran Literasi Virtual dan Cetak Buku "Cagar Budaya Kota Salatiga dalam Tindak Slamet Rahardjo" di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga, Sabtu 13 Agustus 2022.

Baca Juga: Satupena dan FKUB Jateng Akan Terbitkan Buku 'Moderasi Beragama dalam Puisi'

Dilansir Portalpekalongan.com dari siaran pers, Denny mengatakan, "Epic of Gilgamesh" adalah peninggalan sastra paling tua dalam sejarah. Epik ini ditulis sekitar tahun 2100 sebelum Masehi. "Epic of Gilgamesh" sudah dilahirkan 4000 tahun lalu, lebih tua seribu tahun dibandingkan kitab suci Torah bangsa Yahudi, 2100 tahun sebelum Injil, dan 2700 tahun sebelum Alquran.

"Sejak ditemukan oleh arkeolog Hormudz Rassam di tahun 1853, epik ini disimpan saja di British Museum," ujarnya seraya menambahkan, adalah Geoge Smith yang membuat "Epic of Gilgamesh" ini lebih dibicarakan. George Smith seorang ahli budaya kuno Mesir dan peradaan Asyiria.

Pada 1873-1875, lanjut Denny, George Smith berhasil memecahkan kode bahasa dan menerjemahkan sebuah kisah dalam "Epic of Gilgamesh" itu. Ternyata itu adalah kisah banjir besar mirip kisah Nabi Nuh.

Menurut Denny, kisah ini sudah tertulis 1000 tahun sebelum kisah Nabii Nuh yang diceritakan pertama kali dalam sejarah di Torah. Perbedaannya tokoh utama yang menyelamatkan hewan dan manusia dalam perahu itu tidak bernama Nabi Nuh. Namanya Utnapishtim. Banjirnya pun lokal saja, bukan banjir bandang yang melanda seluruh dunia.

Baca Juga: Satupena Jateng Luncurkan Buku tentang Cagar Budaya Kota Salatiga dalam Ketokohan Sejarawan Slamet Rahardjo

Halaman:

Editor: Arbian T


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x