Simak Mengapa Wong Jawa Nylameti Weton Kelahiran, Ini Alasan Beserta Doanya

- 19 Juli 2021, 10:15 WIB
Orang Jawa Nylameti Weton dengan bubur abang putih
Orang Jawa Nylameti Weton dengan bubur abang putih /Ali Arifin/Portal Pekalongan/Portal Pekalongan

Portal Pekalongan - Mengapa Wong Jawa nylameti weton kelahirannya? Apa itu nylameti weton? Selametan Weton atau nylameti weton atau slametan weton adalah selamatan kelahiran pada hari jatuhnya perhitungan pasaran dalam istilah dan penanggalan Jawa.

Sayang, tradisi nylameti weton yang dilakukan Wong Jawa sudah mulai pudar. Bahkan anak-anak keturunan Suku Jawa malah banyak yang tidak tahu apa itu nylameti weton kelahiran.

"Ini sekadar contoh. Jika weton atau hari kelahiran orang Jawa atau Wong Jawa adalah Jumat Pon, maka setiap Jumat Pon dia atau orang tuanya mengadakan selamatan dan sedekahan nylameti weton atau slametan weton," kata KH Hasan Bashori, pengasuh Ponpes Al Khoirot Jepara kepada portalpekalongan.com.

Baca Juga: Simak Cara Sholat Hajat Lengkap dengan Doa Mustajab Plus Bacaan Sujud Tadzallul usai Salam

Nylameti weton atau slametan weton bisa dilakukan secara mewah atau sangat sederhana (ala kadarnya, bagi keluarga kurang mampu). "Ubarampe" slametan weton itu biasanya diberikan kepada anggota keluarga yang lain, kerabat, dan tetangga.

Selamatan weton atau nylameti weton atau slametan weton bagi sebagian masyarakat Jawa kemudian menjadi tradisi ”wajib” dilakukan meski si orang tua dari anak yang bersangkutan sudah meninggal.

Orang itu kemudian mengadakan Selamatan Weton atau slametan weton atau nylameti weton, baik untuk dirinya sendiri, istri, dan anak-anaknya.

"Demikian tradisi itu dilakukan secara turun temurun. Namun sayangnya, saat ini masyarakat Jawa banyak yang melupakan hal itu," kata KH Hasan Basori, pendiri sekaligu spengasuh Pondok Pesantren Al Khoirot, Pendosawalan, Kalinyamatan, Jepara, Jawa Tengah.

Padahal Selamatan Weton itu selain menjadi sedekah makanan yang diberikan untuk tetangga kiri kanan atau kepada kaum fakir, kaum dhuafa, dan kaum tidak mampu lainnya.

"Juga sekaligus untuk mengingat dan mendoakan Kakang Kawah Adi Ari-ari Sedulur Papat Lima Pancer, yang selalu menemani kita sejak masih di dalam kandungan hingga ke liang lahat."

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: KH Hasan Basori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x