MUI dan PWI Jateng Gelar Webanar Soal Penulisan Konten Berita Bernarasi Positif Saat Pandemi Covid-19

- 12 Juli 2021, 14:41 WIB
MUI dan PWI Jateng Gelar Webanar Soal Penulisan Konten Berita Bernarasi Positif Saat Pandemi
MUI dan PWI Jateng Gelar Webanar Soal Penulisan Konten Berita Bernarasi Positif Saat Pandemi /A Zuhri/Foto Screenshot

Portal Pekalongan - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah melaksanakan webinar bertajuk, Senin, 12 Juli 2021. Webinar diikuti 100 orang lebih.

Tema webinar MUI dan PWI Jateng yakni 'Urgensi Bernarasi Positif dalam Pemberitaan di Tengah Kondisi Covid-19', Webanar berlangsung sekita 90 menit.  Sebagai pemandu jalannya webinar yakni presenter TVKU Myra Azzahra.

Sebelum webinar dimulai MUI dan PWI digelar, terlebih dahulu dilakukan penandatanganan Naskah Seruan yang dilakukan antara Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS dengan Ketum MUI Jateng, KH Ahmad Darodji. Acara ini disiarkan langsung melalui TVKU dan zoom.

Baca Juga: Pemkab Banyumas Beri Bantuan JPS Banyumas Rp 200 Ribu untuk Warganya, Ini Syarat dan Cara Daftarnya  

Adapun narasumber dalam webinar yakni Ketum MUI Jateng, KH Ahmad Darodji, Wakil Ketum MUI Jateng Prof. Dr Ahmad Rofiq MA, Ketua Bidang Organisasi Hukum dan HAM MUI Jateng Prof Abu Rokhmad Musaki, Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS dan Rektor Udinus Semarang Prof Dr Ir Edi Noersasongko MKom.

Ketum MUI Jateng, KH Ahmad Darodji, menyampaikan tren trending topik saat ini adalah perkembangan covid-19, untuk itu sehat sangatlah berarti dan sangat mahal dan orang sangat pasti akan berhati-hati untuk menjaga kesehatan.

Konten dan narasi dalam penulisan berita dan informasi diminta membawa kemaslahatan. Disampaikan informasi dan berita seputar perkembangan kondisi Covid-19 dengan narasi-narasi yang tidak berpotensi memunculkan trauma di kalangan masyarakat.

Kyai Daroji mencontohkan kata 'Terkena' kata Terkenapun tidak diperkenankan untuk digunakan, namun kata yang digunakan yakni kata 'terpapar' pada rasa lebih berat kata 'Terpapar' dibanding kata 'Terkena'.

Selian itu pemberitaan soal perkembangan seputar Covid-19 di media massa diingatkan agar menggunakan nurani tertingginya, sehingga berita yang tersaji tidak menimbulkan rasa trauma di masyarakat.

Halaman:

Editor: A Zuhri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah