PORTAL PEKALONGAN - Setiap kali mau memasuki bulan suci Ramadan, selalu dilakukan dua cara atau metode, yakni hisab dan rukyat, untuk menentukan tanggal 1 Ramadan. Demikian juga saat Ramadan akan berakhir, juga dilakukan lagi kedua metode tersebut, sekaligus untuk menentukan tanggal 1 Syawal atau Idulfitri.
Bagi umat Islam, metode hisab dan rukyat sebagai dasar penentuan awal bulan tersebut sangatlah familier, karena selalu jadi perbincangan setiap tahun.
Bahkan jika akhirnya kedua metode tersebut menghasilkan perbedaan awal bulan, umat Islam pun sudah terbiasa sehingga mereka bisa menyikapinya secara bijaksana.
Baca Juga: Ingin Galau Hilang dan Utang Segunung Lunas? Ustad Adi Hidayat: Amalkan Doa Ini!
Namun baik yang menggunakan metode hisab maupun metode rukyat, keduanya selalu berharap kedua metode tersebut menemukan kesamaan, sehingga awal Ramadan dan Idulfitri bisa dirayakan semua umat Islam di seluruh Indonesia pada hari yang sama.
Lalu bagaimana penjelasan penggunaan metode hisab dan rukyat dalam menentukan awal Ramadan dan Idulfitri? Berikut penjelasannya.
Metode Hisab