Korban Bus Wisata Masuk Jurang di Sarangan Magetan Dimakamkan, Fitri Sedih Kehilangan Ayahnya

5 Desember 2022, 21:36 WIB
Fitri, korban selamat bus terjun ke jurang di Magetan dihibur teman-teman dan gurunya SD Manyaran Semarang Barat /Ali A/

 

PORTAL PEKALONGAN - Fitriawati Cahaningrum, 11 tahun, nampak masih syok.

Disambangi Portal Pekalongan di rumahnya RT 11 RW 1 Kelurahan Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, raut wajahnya masih terlihat sangat sedih.

Tak banyak keterangan yang bisa dikorek dari mulut mungilnya.

"Aku duduk di bangku kedua di belakang sopir bus. Aku duduk satu deret dengan ibu dan Nabila (keponakan, anak kakaknya)," katanya.

Baca Juga: Kali Ke-6, PWI Jateng Gandeng PT Semen Gresik Menggelar UKW untuk Meningkatkan Profesionalitas Wartawan

"Saat itu saya kami bertiga tidak tidur. Ketika bus masuk jurang, kami berpegangan erat-erat jok tempat duduk. Hingga ketika terguling, bus baru bisa berherti di dasar jurang," katanya.

Dalam kecelakaan itu, Fitri, Sumartik (ibunya), dan nabila (keponakannya) selamat.

Fitri mengaku hanya memar di lengan kanan. Sementara Nabila tidak kurang suatu apa.

Adapun Wahid, ayah Fitri, meninggal pada saat kejadian.

Saat jenazah sampai di Balai Kelurahan Manyaran Semarang Barat, Fitri dan keluarganya langsung menjerit histeris.

Baca Juga: Anak Berbuat Salah, Ustadz Abdul Somad: Jangan Disumpah

"Bapak...Bapak...." jeritnya menyayat hati.

Selama ini, sejak bayi, Fitri memang sangat dekat dengan ayahnya, Wahid.

Selama perjalanan ke Semarang dari Magetan, Fitri memang tidak satu mobil dengan jenazah ayahnya.

Sedangkan Sumartik, ibu Fitri mengalami patah tulang tangannya.

Ketika rombongan 10 mobil ambulan dari Magetan yangmengangkut 7 jenazah korban bus masuk jurang di Magetan, bersama korban luka ringan sampai rumah Manyaran Semarang Barat, termasuk Fitri dan Nabila, ibunya, Sumartik masih ditinggal di ruang rawat inap di RSU Magetan, Jatim.

Sumartik baru sampai Semarang dan langsung dirawat di RS Wosonegoro Semarang Senin 5 Desember 2022, siang.

Baca Juga: Gus Baha: Amalkan Doa Ini Agar Hidupmu Barokah

"Ibu mertua dirawat lanjutan di RS Wongsonegoro Semarang. Beliau mengalami patah tulang di tangan. Sedangkan, nyawa bapak mertua (Wahid) tidak bisa diselamatkan," kata Siti Rojanah, menantu Wahid-Sumartik.

Sebagaimana diketahui, tujuh jenazah warga Manyaran Semarang Barat dan sopir bus, korban kecelakaan di Sarangan, Magetan tiba di Balai Kelurahan Manyaran Semarang Barat, Minggu 4 Desember 2022 sekitar pukul 23.30 WIB.

Para jenazah korban kecelakaan di Sarangan, Magetan, Jatim itu disemayamkan di Kantor Kelurahan Manyaran.

Ratusan warga yang sejak sore menunggu kedatangan rombongan jenazah yang diantar 10 mobil ambulan itu ikut menyambut kedatangan para korban.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Kecemasan Hidup, Begini Kata Ustadz Adi Hidayat

Jenazah yang diberangkatkan dari Magetan tiba di Kelurahan Manyaran, Semarang pada Minggu 4 Desember 2022 sekitar pukul 23.30 WIB diterima oleh Plt Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu.

Usai serah-terima, jenazah diantar ke rumah duka di RT 5 RW 2, Manyaran.

Jenazah yang sudah berada di peti kemudian dibawa ke ruang pesemayaman di tenda yang sudah disediakan.

Isak tangis keluarga dan kerabat mulai pecah ketika jenazah tiba dan dibaringkan di hadapan mereka.

Keluarga korban pun diperkenankan untuk melihat jenazah dengan membuka peti.

Jenazah kemudian dibawa ke TPU Sasono Loyo untuk dimakamkan Senin dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

Baca Juga: 4 Langkah Mudah ala Ustadz Abdul Somad untuk Mulai Tobat

Keenam jenazah tersebut merupakan rombongan warga yang kecelakaan saat hendak berwisata ke Telaga Sarangan, Magetan.

Sedangkan, satu korban tewas lain, yakni pengemudi bus, dibawa ke kediamannya di Kemiijen, Semarang Timur.

"Jenazah driver langsung di kediamannya dia, di Kemijen," kata Hevearita atau Mbak Ita kepada awak media di lokasi, Senin dini hari, 5 Desember 2022.

Selain itu, Ita juga menyebut bahwa sebagian korban luka sudah dibawa ke Semarang.

Korban yang masih membutuhkan perawatan langsung dirujuk ke RS Wongsonegoro Semarang.

Baca Juga: Profil Buya Yahya, Menimba Ilmu hingga ke Negeri Yaman

"Ada 13 yang langsung dibawa ke RSWN, besok ada 15 lagi dan itu adalah tanggung jawab Pemerintah Kota Semarang," ujarnya.***

Editor: Ali A

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler