Network
PORTAL PEKALONGAN - Kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa 30 November 2021 sore, ditutup melemah melemah 13 poin atau 0,09 persen ke level Rp14.332 per dolar AS.
Para analis pasar menilai munculnya varian Omicron yang merupakan varian baru Covid-19, turut berpengaruh pada penguatan dolar AS sehingga rupiah mengalami depresiasi atau pelemahan pada akhir bulan November 2021.
"Dolar AS bergerak menguat karena meredanya kekhawatiran pasar terhadap varian baru virus COVID-19, Omicron, dengan pemerintah di seluruh dunia sedang mencari informasi lebih lanjut terhadap mutasi terbaru dan dampaknya," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, seperti dilansir Portalpekalongan.com dari Antaranews.com, Rabu 1 Desember 2021.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Internasional atau World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa masih belum jelas apakah varian Omicron lebih menular daripada varian lain atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Gubernur bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dalam pernyataannya yang dirilis Senin 29 November 2021 waktu setempat, menyatakan The Fed cenderung pesimis di mana pihaknya yakin bahwa varian Omicron dan kenaikan kasus Covid-19 akhir-akhir ini akan memberikan ancaman kepada ekonomi AS dan mengacaukan prospek inflasi.
Baca Juga: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Rilis Nama Baby 'R', Ucap Rafathar: Rayyanza Malik Ahmad
Adapun update kasus harian Covid-19 di Tanah Air, dikutip Portalpekalongan.com dari Covid19.go.id pada Rabu 1 Desember 2021 mencapai 176 kasus sehingga total jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 4,26 juta kasus terkonfirmasi.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 11 kasus sehingga totalnya mencapai 143.830 kasus.
