PORTAL PEKALONGAN - Cabai menjadi salah satu komoditas utama yang memengaruhi inflasi dan deflasi di Jateng.
Kapok lombok! Idiom itulah yang seringkali kita dengar dari masyarakat Jawa. Idiom itu tak lepas dari sepedas apapun rasa cabai, orang tetap membutuhkannya. Cabai telah menjadi bagian dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Statistisi Ahli BPS Jateng Tri Karjono menyatakan, belakangan cabai menjadi salah satu topik pembicaraan di masyarakat, karena harganya yang cukup mengusik.
Harga cabe di Kota Semarang sebagai barometer Jateng, menurut catatan Sihati (Sistim Informasi Harga dan Produksi Komoditi), selama bulan Januari 2022 mengalami sedikit penurunan.
"Kemudian naik kembali dari awal hingga akhir Februari 2022 yang menembus harga Rp58 ribu per kg. Satu setengah bulan kemudian kembali mengalami penurunan hingga sempat berada pada harga yang cukup rendah pada pertengahan April 2022 yaitu sekitar Rp 20 ribu per kg," katanya.
Berikut ini adalah pernyataan dari Tri Karjono tentang 5 komoditas utama yang memengaruhi inflasi dan deflasi di Jateng.
Hingga hari ini Rabu 5 Juli 2022, harga cabai terus mengalami kenaikan yang bisa dibilang tak terkendali.
Cabai merah misalnya, minggu ini telah menembus harga Rp88 ribu per kg. Bahkan di beberapa wilayah lebih dari itu. Artinya sejak dua setengah bulan terakhir di Kota Semarang telah terjadi lonjakan harga sebesar 340 persen. Bahkan melebihi kebiasaan naiknya harga komoditas ini saat Lebaran.