Wali Paidi Episode 1 Kisah Kulit Semangka, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

26 Desember 2021, 14:05 WIB
Ilustrasi Kulit Semangka - Wali Paidi Episode 1 Kisah Kulit Semangka, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket /healthline.com

PORTAL PEKALONGAN - Kali ini Ngaji Laku Padepokan Carang Seket akan membahas mengenai kisah Wali Paidi, pada sesi pertama atau episode 1 ini Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket akan menceritakan kisah Wali Paidi mengenai Kulit Semangka.

Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket menceritakan kisah Wali Paidi mengenai Kulit Semangka pada episode 1 pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket yang terangkum dalam artikel ini.

Kisah Wali Paidi mengenai Kulit Semangka selengkapnya terangkum pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kali ini yang diceritakan oleh Den Juneng.

Baca Juga: Ngaji Laku Padepokan Carang Seket, Puter Pengasih Klenting Mungil Buly Buly

Berikut portalpekalongan.com merangkumnya pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kisah Wali Paidi

Wali Paidi duduk dengan tenang, diambilnya secangkir kopi yang ada disampingnya, dengan perlahan dia melanjutkan menghisap rokok mastna wastulasta warruba (234 dji sam soe) nya.

Angin semilir menerpa wajahnya, Wali Paidi sedang berada diatas menara Masjid Kudus, masjidnya Sunan Kudus setelah rokoknya habis, Wali Paidi membasahi mulutnya lagi dengan kopi seperti orang berkumur.

Wali Paidi mulai tawasulan, ketika fatihah pertama dibaca, angin dengan sangat perlahan mulai berhenti, Wali Paidi mulai membaca wirid wirid khusus amalan thoriqoh yang dianutnya.

Suasana jadi hening seakan bumi dan seluruh hawanya berhenti..

Sifat diri Wali Paidi mulai hilang berganti sifat mulia guru mursyidnya dan dengan perlahan sifat gurunya juga mulai hilang berganti sifat ilahiyah.

Disini Wali Paidi merasakan ketenangan yang begitu luar biasa, seakan Wali Paidi berada didalam lautan yang begitu luas.

Baca Juga: Ngaji Laku Padepokan Carang Seket, Cara Membuat Uang Asma, Uang Penderas Rizki

Wali Paidi keluar dari tubuh Wali Paidi, melayang - layang ke angkasa, Wali Paidi bisa melihat tubuhnya yang sedang duduk diatas menara.

Wali Paidi terus melayang mengitari kota Kudus, dan mulai terdengarlah sebuah tangisan yang begitu menyayat hati.

Wali Paidi mengikuti dari mana asal suara itu. Wali Paidi turun mendekati keranjang sampah, ternyata dari situlah suara tangisan itu.

Wali Paidi semakin mendekat, dilihatnya yang menangis itu adalah sebuah kulit semangka.

"Mengapa kamu menangis," tanya Wali Paidi

"Aku sedih, ketika aku tumbuh besar dan terasa manis aku diambil oleh petani dan dijualnya, aku begitu senang bisa membahagiakan para petani, tapi ketika mau dimakan aku ditinggalkan dan dibuang, hanya isinya yang dimakan, aku merasa tidak ada manfaatnya," jawab kulit semangka dan menangis lagi.

"Jangan bersedih aku akan kembali lagi kesini," kata Wali Paidi

Dengan secepat kilat Wali Paidi kembali ke tubuhnya, sehabis mengambil rokoknya Wali Paidi turun dari menara dan pergi ke tempat kulit semangka yang dilihatnya tadi.

Wali Paidi masih ingat betul, bahwa keranjang sampah itu berada dihalaman sebuah masjid yang berada di tengah kota Kudus.

Baca Juga: Ngaji Laku Padepokan Carang Seket, Cara Menarik Harta yang Tersimpan dalam Tanah

Setelah sampai Wali Paidi langsung menuju keranjang sampah itu, dan mulai mengais ngais sampah, orang orang yang lagi tadarusan didalam masjid heran melihat tingkah Wali Paidi.

Dan Wali Paidi tersenyum dengan sumringah ketika ia menemukan kulit semangka yang dicarinya dan begitu lahapnya Wali Paidi memakannya.

Orang orang yang melihat Wali Paidi menjadi maklum, "Oh ternyata orang gila tho" batin mereka dan melanjutkan kembali tadarusannya.

Dengan masih mengunyah kulit semangka, Wali Paidi pergi meninggalkan masjid.

"Mungkin beginilah yang dialami oleh Imam Al Ghozali yang pada waktu itu terkenal dengan tirakatnya dengan doyan memakan kulit semangka yang dicarinya di keranjang keranjang sampah," batin Wali Paidi. Bersambung.

Itulah kisah Wali Paidi mengenai Kulit Semangka yang diceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket. Semoga bermanfaat.***

Editor: Dimas Diyan Pradikta

Sumber: Padepokan Carang Seket

Tags

Terkini

Terpopuler