Prof Ahmad Rofiq: Dana Zakat Jangan Dikapitalisasikan!

- 18 Mei 2024, 06:30 WIB
Ketua PW DMI Jateng Prof Ahmad Rofiq dan Ketua BAZNAS RI, Prof Noor Achmad. 
Ketua PW DMI Jateng Prof Ahmad Rofiq dan Ketua BAZNAS RI, Prof Noor Achmad.  /Ali A/



PORTAL PEKALONGAN - Indikator Pemetaan Potensi Zakat (IPPZ) pertahun 2020 merilis bahwa potensi zakat di Indonesia adalah Rp327,6 triliun.

Dana yang sangat besar. Jika Belanja negara dalam APBN Tahun 2024 direncanakan sebesar Rp3.325,1 triliun, dengan alokasi terbesar untuk Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp2.467,5 triliun, serta Transfer ke Daerah sebesar Rp857,6 triliun, maka posisi dana zakat melebihi angka 10 persen dari APBN 2024.

Seandainya dana Rp327,6 triliun itu bisa dihimpun secara keseluruhan, tentu akan lebih banyak manfaat bagi upaya untuk mengentaskan atau setidaknya mengurangi angka kemiskinan di negeri ini.

Baca Juga: Hati-Hati! Februari - Maret 2024, OJK Temukan 537 Pinjol Ilegal Bertebaran di Berbagai Platform, Ini 8 Daftar

Badan Amil Zakat Nasional atau BAZNAS sendiri pada tahun 2024 menetapkan target sebesar Rp41 triliun. Artinya baru di angka 12,5 persen. Ini menunjukkan bahwa pekerjaan rumah BAZNAS masih sangat besar, untuk dapat memaksimalkan penghimpunan dana zakat, agar target Rp41 triliun bisa terlampaui. Syukur bisa naik menjadi Rp45 triliun.

Puskas BAZNAS merilis bahwa pengukuran zakat dan pengentasan kemiskinan dilakukan dalam survei Kaji Dampak Zakat yang dilaksanakan secara tahunan kepada BAZNAS RI dengan menggunakan instrumen Indikator Kemiskinan berdasarkan pada empat standar, yaitu garis kemiskinan ekstrem, garis kemiskinan, had kifayah, dan nisab zakat.

Berdasarkan empat standar tersebut, pada tahun 2023, BAZNAS RI telah melakukan pengentasan kemiskinan kepada 54.081 jiwa penerima manfaat atau sebesar 58,76% dan sebanyak 21.140 jiwa penerima manfaat di antaranya adalah termasuk miskin ekstrem (https://puskas.baznas.go.id/).

Baca Juga: 3 Cara Cek Pinjaman Online Legal atau Ilegal dan Daftar Pinjol Legal OJK Mei 2024

Sementara itu data dari Badan Pusat Statistik tahun 2023 menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2023 sebanyak 25,90 juta orang.

Jumlah ini menurun sebanyak 250 ribu orang year on year dan menurun sebanyak 460 ribu orang jika dibandingkan dengan September 2022.

Jika dilihat berdasarkan persentase penduduk miskin Indonesia, pada Maret 2023 sebesar 9,36 persen, menurun sebesar 0,21 persen terhadap September 2022 dan turun sebanyak 0,18 persen terhadap Maret 2022. Betapa tidak mudahnya untuk menurunkan angka kemiskinan.

Baca Juga: Jadwal Pencairan Bansos PKH Tahap 3: Alokasi Mei dan Juni 2024


Berikut ini ciri-ciri kemiskinan menurut B. Suryanto:


1). Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup, modal ataupun keterampilan.

Halaman:

Editor: Ali A


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah