Nurrohman: Pemuda Desa Mengelola Puluhan Server di Berbagai Negara

- 25 Juni 2022, 04:09 WIB
Ilustrasi Nurrohman pengelola server di berbagai negara
Ilustrasi Nurrohman pengelola server di berbagai negara /Pixabay

PORTAL PEKALONGAN – Nurrohman (33) pemuda asal Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ini menjadi perhatian nitizen. Pasalnya ternyata mengelola server di berbagai negara milik perusahaan asal Singapura.

Tak disangka Nurrohman pemuda desa dicap sebagai pengangguran karena kerap di rumah dan tidak pernah keluar rumah.

“Ya sering banget dikira pengangguran. Padahal kerjanya di depan layar komputer,” ujar Nurrohman saat ditemui di rumahnya di Kalurahan Banyuroto, Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo, Jumat 23 Juni 2022.

Nurrohman bekerja sebagai operational development engineer. Ruangan kerja Nurrohman yang berukuran 3 x 3 meter mampu membuat ia betah bekerja mengelola puluhan server milik perusahaan Singapura.

"Kalau tetangga-tetangga lain kan keluar kerja bantu di sawah. Kalau saya mungkin cuman keliatan kalau pas tetangga datang ke rumah, kalau pas waktu tidur atau bermain pasti keliatan nggak kerja," sambung dia seraya terkekeh.

Dengan bekal pirangkat komputer dan jaringan internet, ia bertanggungjawab mengelola server dengan jumlah 50 hingga 70 server setiap hari.

Server tersebut berada di luar negeri milik perusahaan Singapur tempat ia bekerja. Jumlah server bisa bertambah manakala ada even tertentu di negara Singapura,Malysia, Abu Dhabi dan beberapa negara lain klien perusahaannya.

"Saat ini saya kerja sebagai developer di perusahaan namanya Infrastructur Engineering tapi fokus posisi saya saat ini sebagai devop (development operational) aja. Jadi devop itu menyediakan misalnya kita devop menambah server mengurangi server ataupun melihat lot dari aplikasi, melihat apakah aplikasi itu bermasalah atau tidak, itu permintaan dari developer atau klien," terang Nurrohman

Nurrohman telah bekerja selama lima tahun di perusahaan tersebut. Siapa sangka dengan berbekal ijazah SMK di Pengasih, Kulon progo sukses melirik peluang yang ada.

"Karena saya lulusan SMK saja, terus selama ini di Indonesia masih dibutuhkan ijazah dan saya nggak mempunyai ijazah pendidikan tinggi, jadi saya coba peruntungan di luar negeri. Di luar negeri itu kebanyakan dia nggak meminta apakah ijazah itu berpendidikan tinggi atau tidak, tapi yang diminta adalah kemampuan atau skill," ujarnya.

Kemampuan mengelola server pun didapatkan Nurrohman dari belajar otodidak dari internet. Dia lalu mempraktikkan ilmu tersebut untuk mendapatkan proyek sebelum akhirnya mendapat kontrak dari perusahaan di Singapura.

Kendala dalam bekerja mengelola server cukup banyak. Signal internet yang sulit serta listrik yang kerap padam membuat ia harus bekerja ekstra karena jauh dari kota.

"Karena posisi saya di desa, dukanya itu pertama listrik sering padam apalagi waktu pas hujan deras. Itu kan listrik dimatikan demi keamanan warga," terangnya.

"Terus kan di desa itu koneksi waktu dulu saya fokus kerja di devop atau infrastruktur ini mulai 2018 tempat saya ini masih belum dapat fiber optik, jadi masih menggunakan modem, masih menggunakan sinyal seluler. Nah itu kadang-kadang sinyalnya jelek, kadang enggak dapet sinyal, nah itu yang dukanya," sambung Nurrohman.

Kebertuntungan Nurrohman bekerja di rumah adalah penghasilan yang lumayan besar. Setipa bulan bisa meraup Rp. 3,7 juta per bulan.

Halaman:

Editor: Sumarsi

Sumber: Akun Tik Tok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x