PORTAL PEKALONGAN – Hari Raya Idul Fitri merupakan hari spesial setelah sebulan berpuasa. Pada momen ini berbagai hidangan disajikan. Umumnya hidangan tersebut berbeda dengan hari-hari biasa.
Opor ayam, gulai, rendang dan sejenis sajian menu utama yang wajib ada. Semua makanan tersebut biasanya bersantan. Rasa gurihnya membuat orang lupa akan bahayanya apabila dikonsumsi secara berlebihan.
Santan bahan masakan yang acap kali digunakan masyarakat Indonesia unti memberikan cita rasa yang gurih dan aroma yang lezat.
Mengutip Medical News Today, santan mengandung kalori dan lemak yang sangat tinggi. Menggabungkan asupan santan yang tinggi dengan karbohidrat sangat berbahaya. Seperti dilansir portalpekalongan dari Live Strong.
Berikut empat bahaya mengomsumsi santan berlebihan saat lebaran
Pertama, Penumpukan Lemak Jenuh
Satu sendok makan santan mengandung 2,8 gram lemak jenuh. Jumlah ini bisa bertambah dengan cepat, terutama jika menggunakan santan dalam resep makanan.
"Produk kelapa cenderung mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi, jadi ini bukan makanan kesehatan yang harus Anda makan kapanpun Anda mau, seperti stroberi atau bayam," kata Down Jackson Blatner, seorang ahli gizi nutrisi.
Lemak jenuh dianggap sebagai salah satu lemak tidak sehat, sama dengan lemak trans karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan menyebabkan kolesterol menumpuk di pembuluh darah dan meningkatkan kolesterol LDL (jahat).
Asupan lemak yang terlalu banyak secara umum juga dapat berkontribusi pada penambahan berat badan karena lemak mengandung 9 kalori per gram, yang lebih dari dua kali jumlah yang ditemukan dalam protein dan karbohidrat.
Kedua, Iritasi Usus Besar
Sindrom iritasi usus besar (IBS) adalah kondisi kronis umum yang mempengaruhi usus besar dan dapat menyebabkan gejala seperti sakit perut, kram, diare, kembung, gas, dan sembelit. Gejala-gejala ini mungkin dipicu oleh stres, hormon, atau makanan.
Jumlah lemak yang tinggi seperti yang ditemukan dalam santan dapat memicu kondisi ini dan para ahli biasanya menyarankan orang untuk menghindari makanan berlemak.
Kondisi ini terjadi karena lemak menunda pengosongan perut dan mempercepat makanan bergerak melalui usus kecil dan penderita IBS sering melaporkan kembung setelah makan tinggi lemak.
Orang dengan kondisi ini harus membatasi asupan lemak secara keseluruhan tidak lebih dari 40 sampai 50 gram per hari.
Ketiga, Interaksi Obat
Makanan tinggi lemak seperti santan dapat mengubah efek obat-obatan tertentu, seperti:
- Teofilin (bronkodilator yang digunakan untuk mengobati gejala asma, bronkitis kronis, dan emfisema).
- Cycloserine (antibiotik yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis dan infeksi saluran kemih).
- Esomeprazole (penghambat pompa proton yang digunakan untuk mengobati penyakit gastroesophageal reflux).
Keempat, Alergi
Kebanyakan orang yang alergi kacang pohon bisa makan kelapa dengan aman. Meskipun Food and Drug Administration mengakui kelapa sebagai kacang pohon, secara botani kelapa diklasifikasikan sebagai buah.
Jika alergi, sebaiknya bicarakan dengan ahli sebelum menambahkan santan ke dalam makanan.
Demikian informasi tentang konsumsi santan berlebihan saat lebaran berbahaya, begini dampaknya.***