PORTALPEKALONGAN.COM - Dalam perjalanan panjang eksplorasi Tata Surya, Ceres, sebuah objek misterius yang terletak di Sabuk Asteroid, telah menarik perhatian para ilmuwan dan pengamat langit sejak ditemukan pada abad ke-19.
Sebagai salah satu objek terbesar di Sabuk Asteroid, Ceres memiliki karakteristik yang unik yang membedakannya dari asteroid-asteroid kecil lainnya yang mengelilinginya.
Namun, bukan hanya ukurannya yang menarik perhatian, melainkan juga potensi pentingnya dalam memahami asal-usul dan evolusi Tata Surya.
Sebelumnya, Ceres dianggap sebagai salah satu asteroid di Sabuk Asteroid yang luas, bersama dengan jutaan benda langit lainnya yang berputar mengelilingi Matahari.
Namun, seiring dengan penemuan bahwa ukurannya jauh melampaui asteroid-asteroid kecil di sekitarnya, statusnya pun mulai dipertanyakan.
Akhirnya, pada tahun 2006, International Astronomical Union (IAU) menetapkan definisi resmi untuk planet, yang menyebabkan Ceres diakui sebagai planet kerdil. Keputusan ini membuka pintu untuk pemahaman yang lebih dalam tentang kompleksitas Tata Surya kita.
Namun, fakta menarik tentang Ceres tidak berhenti di situ. Penemuan-penemuan baru, terutama dengan menggunakan wahana antariksa terbaru, telah membuka jendela baru dalam memahami planet kerdil ini.
Data yang dikumpulkan oleh wahana antariksa Dawn milik NASA, yang tiba di sekitar Ceres pada tahun 2015, telah membuka pandangan yang belum pernah terlihat sebelumnya tentang fitur-fitur permukaannya, termasuk mungkin adanya gunung berapi es dan gletser.