Redaktur pelaksana Validnews, Faisal Rahman berani menyatakan bahwa 80 persen media yang ada sekarang adalah abal-abal.
"Ada 47.000 media massa per Januari 2023, yang hampir 80% diantaranya adalah media abal-abal," ungkap Faisal.
Hal di atas tentu belum termasuk konten lain di Instagram, X, FB, YouTube dan Tiktok. Angkanya tentu lebih banyak lagi. Hal ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi kemenkominfo untuk menangani hal tersebut.
Contoh Referensi Kurang Tepat yang Bikin Wisatawan Tersesat
Beberapa waktu lalu sempat menjadi perbincangan di grup redaksi Banjarnegaraku.com mengenai artikel yang ditulis kurang tepat. Salah satunya ketika sebuah media di sisi selatan Jawa Tengah menulis wisata tentang Banjarnegara. Kemungkinan tulisan hanya dibuat dengan bantuan mesin AI (kecerdasan buatan) sehingga membuat tulisan kurang akurat.
Pada tulisan tentang 30 tempat wisata terbaru, media tersebut menuliskan nama dan mencoba memberikan ulasan singkat tentang tiap destinasi. Tulisan tersebut menyebutkan 'terbaru' namun pada fakta lapangan, isi tulisan tidak ada tempat wisata baru. Belum lagi mereka menulis ulasan yang keliru.
Anglir Mendung di kecamatan Karangkobar ditulis sebagai daratan hijau yang memiliki danau kecil. Danau ini akan menghilang pada waktu tertentu. Faktanya, di Anglir Mendung tidak ada danau dan daratan hijau yang disebutkan. Anglir mendung adalah kolam dengan dengan taman di sekitarnya. Taman juga terdapat banyak pepohonan yang tinggi, bukan daratan hijau.