Gus Yasin menambahkan, wisatawan yang berasal dari Asia Barat, seperti Uni Emirat Arab, Turki, dan Yaman, membutuhkan pemandu bahasa Arab.
Baca Juga: 2 Jenis Anjing yang Boleh Dipelihara Umat Muslim? Selain Jenis Itu Akan Membuat Amalan Berkurang
Keberadaan pemandu, akan membuat mereka merasa nyaman berwisata di Jawa Tengah.
“Saya berharap pendidikan bahasa Arab tidak hanya diberikan di pondok pesantren atau lembaga-lembaga pendidikan formal. Tetapi juga di pendidikan informal. Misalnya di tempat kursus,” ucapnya.
Menurut Gus Yasin, cara lain yang bisa dilakukan dengan membuat kawasan Desa Bahasa. Konsep ini telah ada di Kabupaten Magelang, yaitu Desa Bahasa Borobudur.
“Seperti di Magelang ada desa Bahasa Inggris. Saya berharap muncul desa bahasa Arab di Jawa Tengah, di Indonesia, “ katanya.
Baca Juga: Album 'Attacca' Seventeen Tembus 1,4 Juta Copy Pre Order Hanya dalam Sehari
Hal senada disampaikan Ketua Dewan Pengurus Daerah Ittihad Mudarrisi Al-Lughah Al-Arabiyah (IMLA) Indonesia Jawa Tengah, Suja’i.
Dia mengatakan, bahasa Arab sebaiknya tidak hanya dijadikan sebagai bahasa Alquran dan hadist. Tetapi dijadikan bahasa yang memenuhi kepentingan manusia.
“Jadi kami harapkan pada teman-teman, bagaimana bisa menjadikan bahasa Arab jadi kekayaan kita. Jadi bahasa Arab bukan semata sebagai bahasa untuk Qur’an, bahasa untuk hadist, tapi kita jadikan bahasa untuk kepentingan kita,” ucap Suja’i.