Belajar Agama Tidak Boleh Sepotong-potong, Simak Penjelasan Kiai Hadlor

- 16 Oktober 2021, 13:21 WIB
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah menggelar Orientasi Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Jumat 15 Oktober 2021 malam.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah menggelar Orientasi Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Jumat 15 Oktober 2021 malam. /Mui-jateng.or.id


PORTAL PEKALONGAN - Belajar ilmu agama tidak diperkenankan memahami agama secara sepotong-potong, agar agama tidak terlihat sempit. Untuk itu belajar agama harus dilakukan sepanjang waktu dan sampai tuntas.

Tausiah tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Al Islah Mangkang, Semarang KH Ahmad Hadlor Ihsan, dalam kegaitan Orientasi Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021, Jumat 15 Oktober 2021 malam.

Pada awalnya, Kiai Hadlor menjelaskan tentang makna Tafaqquh fi al din. Semua harus berupaya secara maksimal untuk mengetahui agama karena aspeknya sangat luas, dari ibadah, sosial sampai politik. Agama perlu dilihat dari kacamata global, sehingga memahami agama tidak sepotong-potong.

Baca Juga: Doa Ini Bisa Menjadi Penawar Penyakit Kata Ustadz Adi Hidayat

“Ketika kita bisa memahami agama secara menyeluruh, kita bisa luwes, ora nesunan, ora ngamukan. Memang agama itu luwes. Oleh karena itu, kita jangan bawa agama untuk kepentingan sesaat. Belajarlah agama dari secara multidimensi,” kata ketua MUI yang membidangi bidang Pendidikan, Pesantren dan Kaderisasi Ulama ini.

Lebih lanjut Kiai Hadlor menjelaskan, seorang santri atau ulama tidak boleh berhenti (jumud) dalam beragama, karena ilmu agama terus berkembang. Kepada calon ulama, Kiai Hadlor menekankan sudah sepantasnya kader ulama generasi muda dapat memasuki dunia maya, berdakwah menggunakan perangkat teknologi.

“Kita tidak boleh jumud dalam beragama. Ilmu din itu berkembang. Seorang pengajar biasanya hanya mentransfer ilmu pada murid (ta’lim), namun jangan lupa ada tadris (orang bisa berdirasah), takdib (orang punya berkepribadian mulia), tarbiyah (orang meningkatkan kebaikan-positif). Mari pelajari din dari beberapa sisi agar tidak jumud, agar kiai muda bisa mengajar umat bisa melalui media yang canggih," tambahnya.

Baca Juga: 1 Surah Ini Sudah Mewakili Semua Doa Kata Syekh Ali Jaber

Setelah paparan dilanjutkan dengan dialog. Moderator Dr H Imam Yahya MAg mempersilakan kepada para peserta kader ulamaitu untuk bertanya, termasuk yang bergabung secara daring.

Kegiatan yang digelar oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah itu berlangsung di Hotel Pandanaran, Semarang selama dua hari, Jumat-Sabtu, 15-16 Oktober 2021.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Mui-jateng.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x