Masih Ragu? Ustadz Adi Hidayat Menyikapi Perbedaan Waktu Idul Adha Indonesia dan Arab Saudi

- 5 Juli 2022, 15:58 WIB
Ikut Pemerintah Indonesia  atau Arab Saudi? Ustadz Adi Hidayat Menyikapi Perbedaan Waktu Idul Adha
Ikut Pemerintah Indonesia atau Arab Saudi? Ustadz Adi Hidayat Menyikapi Perbedaan Waktu Idul Adha /Tangkapan layar youtube.com / Adi Hidayat Official.

PORTAL PEKALONGAN - Ustadz Adi Hidayat menjawab keraguan umat dalam menyikapi perbedaan Idul Adha Arab Saudi Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan awal Dzulhijjah pada Jumat 1 Juli 2022, berarti Idul Adha (10 Dzulhijjah 1443 H) akan dilaksanakan pada 10 Juli 2022. Indonesia memiliki beda waktu Idul Adha dengan Arab Saudi

Adapun Arab Saudi akan melaksanakan ibadah wukuf di Arafah sebagai rangkaian ibadah haji pada 9 Dzulhijjah 1443 H atau Jumat, 8 Juli 2022 dan akan merayakan Idul Adha pada Sabtu 9 Juli 2022, yakni beda waktu Idul Adha lebih dulu satu hari di banding Indonesia.

Baca Juga: CEK FAKTA! Apa Hukum Puasa Senin dan Kamis pada Bulan Dzulhijjah? Simak Penjelasannya

Lalu bagaimana muslim Indonesia menyikapi perbedaan waktu Idul Adha 2022 ini? Apakah mengikuti Arab Saudi atau pemerintah?

Ustadz Adi Hidayat memberikan jawabannya seperti dilansir oleh Portal Pekalongan dari YouTube WTL Family judul "jika berbeda dalam penetapan 1 Dzulhijjah, Puasa Arafah mengikuti siapa?" tayang pada 1 Juli 2022.

Menurut hadits dibawah ini, disebutkan pahala Puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Baca Juga: Dahsyat! Inilah 4 Ibadah Istimewa pada 10 Hari Awal Dzulhijjah, Jangan Lewatkan!

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Ustadz Adi Hidayat mengatakan dari Abu Qotadah RA "Suilannabiyyu Shallallahu '‘alaihi wa sallam 'an shiyaami Yaumi 'Arofah"

Baca Juga: Tips Memilih Hewan Kurban ditengah Wabah PMK, Kenali Ciri Hewan Terkena PMK serta Syarat Sah Hewan Kurban

"Nabi SAW pernah ditanya tentang puasa di hari Arofah, hari Arofah itu tanggal berapa? sembilan. ingat ya!" kata Ustadz Adi Hidayat.

"Masih agak keliru sebagian orang mengatakan shiyaam 'Arofah.
Arofah itu menunjuk pada momentumnya, momentumnya orang wukuf," jelasnya.

Ustadz Adi menambahkan Jadi kalau bahasanya puasa Arofah, maka tidak ada penafsiran semua penduduk negeri harus berpuasa bersamaan dengan orang wukuf.

Baca Juga: Persiapan Idul Adha, Simak 4 Syarat Hewan Kurban Sesuai Syariat

"Jadi begitu di Saudi misalnya wukuf sekarang, jadi kita ikut puasanya di hari itu.
Itu kalau tidak menggunakan "yaum," jelas Ustad Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan kalau menggunakan "yaum", yaum itu disebut thorfuz zamaan. Huruf yang melekat kan sesuatu pada waktunya, bukan momentumnya. Menunjuk pada waktu.

Maksudnya hadits diatas ingin menegaskan, puasa dilakukan bukan mengikuti momentumnya, tapi mengikuti waktunya.

Baca Juga: Kapan Puasa Dzulhijjah? Simak Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Niat Puasa Tarwiyah, dan Puasa Arafah

Ustadz Adi Hidayat menambah bahwa waktu orang wukuf tanggal 9 Dzulhijjah, artinya kalau di suatu tempat atau daerah maupun negara. jatuh puasanya pada tanggal nya, bukan pada momentumnya wukuf nya.

"Misal seperti saat ini pemerintah kita menetapkan waktu 1 Dzulhijjah berbeda dengan Saudi, karena zona nya ada perbedaan tertentu, maka yang diikuti saat puasa Arofah (9 Dzulhijjah) bukan ikut ke yang wukuf di Saudi. tetapi ikut disini (Indonesia)," jelas Ustadz Adi Hidayat.***

 

 

 

 

 

Editor: Ali A

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x