PORTAL PEKALONGAN - Ramadhan sudah mendekati usai. Lebaran tinggal beberapa hari lagi. Selanjutnya adalah fragmen kehidupan di mana jutaan warga Negara Indonesia (WNI) melakukan tradisi perjalanan panjang dari tempat kerja (kota-kota besar baik yang ada di dalam maupun di luar negeri) ke udik atau kampung halaman masing-masing yang kemudian disebut mudik.
Salah satu tujuan mudik Lebaran adalah bersilaturahmi dengan keluarga inti (ayah, ibu, kakak dan adik) serta keluarga besar setelah sekian lama, setahun atau lebih tidak bertatap muka. Antaranggota keluarga, antarsahabat, antarwarga kampung di desa saling bertemu, saling bersilaturahmi, dan saling memaafkan.
Masih dalam rangkaian mudik adalah tradisi tilik kubur atau ziarah kubur atau ziarah makam. Mendoakan arwah atau roh orang tua yang sudah meninggal, mendoakan kakak adik yang sudah meninggal atau sanak saudara handaitolan yang sudah menjadi ahli kubur.
Mudik Lebaran sudah menjadi tradisi Bangsa Indonesia. Mudik Setiap musim Lebaran tiba, warga yang hanya bisa mudik setahun sekali sangat berharap adanya mudik gratis.
Berburu mendaftar mudik gratis menjadi penantian bagi warga yang sudah terbiasa memanfaatkannya.
Baca Juga: 3 Resep Permen Homemade yang Wajib Dicoba, Cocok untuk Jajanan Lebaran
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan tahun 2023, lima pilihan moda transportasi untuk mudik lebaran, yaitu mobil pribadi 27,32 juta orang (22,0 persen), sepeda motor 25,13 juta orang (20,30 persen), bus 22,77 juta orang (18,39 persen), kereta api antarkota 14,47 juta orang (11,99 persen) dan mobil sewa 9,53 juta orang (7,70 persen).
Pemudik memakai sepeda motor menempati urutan kedua setelah mobil pribadi. Maraknya masyarakat mudik menggunakan sepeda motor akibat revoluasi bisnis industri sepeda motor tahun 2005.
Kredit Sepeda Motor