Sehingga, selain peningkatan produksi, PT Samator juga telah melakukan penambahan berupa mendatangkan pasokan gas dari Jabar dan Jatim.
"Dari Jabar dan Jatim sudah masuk, kira-kira bergerak 1-1,5 juta meter kubik dan sudah masuk ke Jateng. Jadi untuk pasokan dan stok aman, karena hari ini saya pastikan suplainya bagus termasuk memastikan bantuan oksigen dari PT Samator yang ada di Jabar dan Jatim itu," tegasnya.
SOP harus menyesuaikan kondisi darurat saat ini.
"Karena sifatnya darurat, maka semuanya harus kreatif dan inovatif. Tidak boleh seperti kemarin-kemarin, hanya diam saja dan menunggu," tegasnya.
Pihaknya juga telah menunjuk salah satu BUMD di Jateng untuk terlibat dalam penanganan kebutuhan oksigen.
Nantinya, BUMD itu ditugaskan untuk melakukan perbaikan SOP, dari sisi hulu sampai sisi hilir.
"Termasuk memastikan deliverinya, tracking sistem harus diurus sampai urusan pembayaran. Karena sekarang kebutuhan tinggi, maka manajemen itu harus dilakukan terbuka dan disiapkan," kata Ganjar.
"Kalau botol-botolnya kurang ya harus beli, harus nambah. Sehingga kebutuhan beberapa hari ini yang rasanya terus meningkat, maka harus ada manajemen yang baik," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur PT Samator, Budi Susanto mengatakan, produksi oksigen di Kendal memang masih kecil, sekitar 50.000 meter kubik perhari.