Muhammadiyah Jateng Launching Qurban Rendangmu Lazismu, Solusi Kurban Saat Covid-19

- 24 Juni 2021, 20:12 WIB
Muhammadiyah Jateng Launching Qurban Rendangmu Lazismu, Solusi Kurban Saat Covid-19
Muhammadiyah Jateng Launching Qurban Rendangmu Lazismu, Solusi Kurban Saat Covid-19 /Portal Pekalongan

Baca Juga: Idul Adha 1442 H Saat Covid-19 Melonjak,  Simak Penjelasan Menag Gus Yaqut Tentang Tata Cara Kurban

“Dengan program  Qurban Rendangmu Lazismu Jateng, daging kurban akan bisa terdistribusi sampai jauh saampai pelosok. Daging akan diolah kemudian dikemas dengan kaleng yang rapat dan higienis. Jadi akan taha lama. Selain dijamin sesuai aturan agama, kami juga tetap memberikan hak kepada yang kurban. Begitu selesai diproses semua, mereka yang ikut program ini akan dikirim daging yang sudah diolah menjadi rendang itu,”  tetang Kiai Tafsir.

Antusias masyarakat, kata Kiai Tafis terus meningkat. Pada Idul Adha tahun ini, Lazismu Jateng menargetkan dana terkumpul hingga Rp 4 M. Untuk mencapai hal itu, dirinya selaku ketua PW Muhammadiyah Jateng sudah membuat surat yang ditujukan kepada mitra internal dan mitra eksternal Muhammadiyah. Selain itu, Lasizmu juga telah melakukan sosialisasi dengan massif.

“Monggo ikut program ini. Hubungi Lazismu serahkan uang seharga sapi, yakni Rp 21 juta. Kita menerima uang, bukan menerima hewan. Nanti hewan akan dibelikan ke pihak ketiga saat hari H. Program ini tidak khusus untuk warga Muhammadiyah,” katanya.

Direktur Lazismu Ikhwansoffa menyatakan, jumlah peserta dalam dua tahun terakhir meningkat sangat banyak. Pada tahun pertama hanya terkumpul dana Rp 900 jutaan, kemudian tahun kedua terkumpul dana Rp 2,2 M. Idul Adha kali ini targetnya terkumpul dana Rp 4 M.

“Kkami senang program ini diterima masyarakat. Terbukti peserta makin bertambah,” katanya.

Dibuatnya program ini, kata dia, berangkat dari keprihatian ketika datang Idul Adha. Prihatin karena hewan kurban belum bisa merata, masih banyak terkumpul di masjid-masjid besar tengah kota. Kemudian di pelosok tidak ada hewan kurban.

Keprihatian kedua yakni, banyak orang desa belum punya kulkas, sehingga daging juga harus habis saat itu juga, karena basi.

“Pernah, kami membawa daging kurban ke pelosok desa. Setiap KK dapat jatah daging yang lumayan banyak.  Harapan saya biar bisa untuk beberapa hari. Ternyata banyak yang tidak punya kulkas,” terangnya.

Keprihatian ketiga yakni hewan kurban belum bisa menyentuh masyarakat korban bencana alam yang ada di tempat pengungsian. Padahal, Jawa Tengah ini, dan juga Indonesia sering terjadi bencana yang menyebabkan banyak orang tinggal di pengungsian.

Halaman:

Editor: A Zuhri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x