Tahun 2035 Kota Pekalongan Diperkirakan Tenggelam, Tanah Turun 0,5 cm Per Bulan, Begini Upaya Pemkot

- 12 Agustus 2021, 16:43 WIB
Tahun 2035 Kota Pekalongan Diperkirakan Tenggelam, Tanah Turun 0,5 cm Per Bulan, Begini Upaya Pemkot
Tahun 2035 Kota Pekalongan Diperkirakan Tenggelam, Tanah Turun 0,5 cm Per Bulan, Begini Upaya Pemkot /Foto Dinas Kominfo Kota Pekalongan/

Portal Pekalongan -  Pernyataan Kepala Laboratorium Geodesi ITB, Dr Heri Andreas yang menyebutkan bahwa Pantura Jawa Tengah, utamanya wilayah Kota Semarang, Pekalongan, Demak akan tenggelam dalam 10 tahun kedepan direspon oleh Pemkot Pekalongan.

Apa yang dikatakan Heri Andreas itu kalau Pantura terancam tenggelam itu, karena terjadi fonemona alam, yakni adanya penurunan permukaan tanah atau land subsidence di daerah pesisir pantai utara. Penurunan  permukaan tanah itu diperkirakan mencapai 15-20 cm pertahun.

Atas hal ini, Pemkot Pekalongan terus berupaya mencari solusi soal fenomena alam yakni adanya penurunan permukaan tanah atau land subsidence yang terjadi akhir-akhir ini yang melanda wilayah Kota dimana mengancam Pantura tenggelam.

Baca Juga: Simak Pesan Bupati Budhi Sarwono saat Sarapan Bareng Warga Panti Pamardi Raharjo, Banjarnegara

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan, Ir Anita Heru Kusumorini, Msc menjelaskan bahwa saat ini masih dalam masa pemantauan dan penelitian dari berbagai pihak.

Pokja land subsidence yang dikomandoi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenkomarvest RI), Kemitraan dengan Negara Belanda juga ikut memantau land subsidence di Kota Pekalongan melalui satelite, LSM melalui kemitraan sendiri juga sudah pernah menghitung penurunan tanah di Kota Pekalongan dengan hasil yang bervariasi.

 “Ada yang mungkin lambat, ada juga yang diperkirakan cepat seperti yang disampaikan oleh Dr Heri Andreas sampai 50 sentimeter. Berdasarkan patok yang sudah dipasang oleh Badan Geologi di Kecamatan Pekalongan Barat turunnya sekitar 0,5 sentimeter per bulan, sehingga setiap tahunnya kira-kira 6 sentimeter. Sementara, di patok yang ada di Kecamatan Selatan memang sekitar 0,2 sentimeter atau tidak terlalu cepat,” tutur Anita, Kamis, 12 Agustus 2021.

 Menurut Anita, penyebab land subsidence di Kota Pekalongan disinyalir karena pengambilan air tanah yang masif. Selain itu, jenis tanah Kota Pekalongan yang berupa endapan dan berusia muda yang secara alami akan mengalami penurunan. Kondisi ini diperparah, karena Kota Pekalongan tidak mempunyai sumber air di permukaan. Sehingga, banyak warga yang menggunakan sumber air tanah untuk pemenuhan kebutuhan air warga, industri, maupun lainnya.

Baca Juga: Apa Kaitan Orang yang Melakukan Pesugihan dengan Penguasa Laut Selatan? Simak Kata Ustadz Abdul Somad

Halaman:

Editor: A Zuhri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah