PORTAL PEKALONGAN - Berikut ini adalah kunci jawaban IPAS kelas 5 SD MI halaman 29 Kurikulum Merdeka: Bab 1 Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi, Topik D: Mendengar Karena Bunyi.
Penyusunan kunci jawaban IPAS Kelas 5 SD MI halaman 29 Kurikulum Merdeka: Bab 1 Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi, Topik D: Mendengar Karena Bunyi ini dilansir Portalpekalongan.com dari Buku IPAS kelas 5 SD MI halaman 29 terbitan Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Kali ini, kunci jawaban IPAS Kelas 5 SD MI halaman 29 Kurikulum Merdeka: Bab 1 Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi, Topik D: Mendengar Karena Bunyi ini juga berdasarkan penjelasan narasumber Leni Nurindah, S.Pd, alumni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Kunci jawaban IPAS Kelas 5 SD MI halaman 29 Kurikulum Merdeka: Bab 1 Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi, Topik D: Mendengar Karena Bunyi ini dapat adik-adik pelajari untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan selama proses pembelajaran.
Kunci jawaban IPAS Kelas 5 SD MI halaman 29 Kurikulum Merdeka: Bab 1 Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi, Topik D: Mendengar Karena Bunyi.
Pertanyaan Esensial:
1. Mengapa kita bisa mendengar bunyi?
2. Bagaimana cara telinga kita bekerja?
3. Apa bahaya suara yang keras terhadap telinga kita?
Jawaban Esensial:
1. Kita bisa mendengar bunyi karena telinga kita memiliki sistem pendengaran yang kompleks. Ketika suara atau bunyi terjadi, gelombang suara bergerak melalui medium, seperti udara, dan mencapai telinga kita. Telinga kita terdiri dari tiga bagian utama: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Ketika gelombang suara masuk melalui telinga luar, suara tersebut menggetarkan membran tipis yang disebut gendang telinga di telinga tengah. Getaran ini kemudian diteruskan melalui tulang pendengaran (martil, landasan, dan sanggurdi) ke koklea atau organ pendengaran di telinga dalam. Di koklea, getaran suara dikonversi menjadi sinyal listrik oleh sel rambut pendengaran, dan sinyal ini dikirim melalui saraf pendengaran ke otak untuk diinterpretasikan sebagai bunyi yang kita dengar.
2. Telinga kita bekerja dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah penerimaan suara oleh telinga luar, yang terdiri dari daun telinga (aurikula) dan saluran telinga (meatus akustikus eksternus). Aurikula membantu memfokuskan gelombang suara ke dalam saluran telinga. Setelah gelombang suara mencapai saluran telinga, mereka mencapai gendang telinga di telinga tengah. Gendang telinga bergetar sesuai dengan getaran suara dan meneruskannya ke tulang pendengaran (martil, landasan, dan sanggurdi) di telinga tengah. Tulang pendengaran mengamplifikasi dan mentransmisikan getaran suara ke koklea di telinga dalam. Di koklea, getaran suara dikonversi menjadi sinyal listrik oleh sel rambut pendengaran, dan sinyal ini dikirim melalui saraf pendengaran ke otak untuk diinterpretasikan sebagai bunyi.
3. Suara yang keras dapat memiliki dampak berbahaya pada telinga kita. Paparan berulang atau paparan suara yang sangat keras dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel rambut pendengaran di koklea, yang bertanggung jawab untuk mendeteksi dan mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik. Kerusakan sel-sel rambut pendengaran dapat menyebabkan kerugian pendengaran permanen atau tinnitus (bunyi berdenging yang terus-menerus di telinga). Paparan suara yang keras juga dapat menyebabkan ketegangan dan kelelahan pada telinga, serta meningkatkan risiko gangguan pendengaran yang terkait dengan usia. Oleh karena itu, penting untuk melindungi telinga kita dari suara yang keras dengan menggunakan pelindung telinga saat berada di lingkungan bising atau saat terpapar suara dengan intensitas tinggi dalam waktu yang lama.
Demikian kunci jawaban IPAS Kelas 5 SD MI halaman 29 Kurikulum Merdeka: Bab 1 Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi, Topik D: Mendengar Karena Bunyi. Semoga bermanfaat.
Disclaimer: Jawaban di atas hanya sebagai referensi siswa dalam belajar, dan tidak merupakan jawaban mutlak. Siswa masih dapat bereksplorasi dengan jawaban lain. ***