IAIN Kerinci, Komitmen Moderasi melalui Keluarga, Prof Ahmad Rofiq: Kegalauan Akademik atas Euphoria Demokrasi

- 11 September 2021, 09:43 WIB
 Studium General dan Webinar Direktur Pascasarjana IAIN Kerinci, 9 September 2021
Studium General dan Webinar Direktur Pascasarjana IAIN Kerinci, 9 September 2021 /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - Kegalauan akademik, bahwa pascareformasi 1998, melahirkan era baru adanya euphoria-demokrasi yang seolah-olah kebebasan itu membolehkan siapa saja berbuat apa saja.

Prof Ahmad Rofiq, Guru Besar IAIN Walisongo Semarang menjelaskan, bahkan di awal-awal demokrasi sering melahirkan peristiwa yang memporak-porandakan batasan kepantasan baik dari moralitas sosial maupun hukum.

Kondisi ini diperburuk lagi, kata Prof Ahmad Rofiq yang juga Ketua II YPKPI Masjid Raya Baiturrahman Semarang, makin massif-nya perkembangan teknologi komunikasi, yang bak pisau bermata-dua.

"Di satu sisi, teknologi komunikasi yang melalui smartphone dan laptop-wifi, banyak hal positif bisa didapat secara cepat," jelas Prof Ahmad Rofiq.

Baca Juga: Link Twibbon HUT Kabupaten Karawang ke-388 Tahun 2021, Segera Download dan Pasang di Medsos Kalian

Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq

Hal itu merupakan benang merah Studium General dan Webinar Direktur Pascasarjana IAIN Kerinci, Dr Hj Wisnarni MAg, bersama Direktur PTKI Ditjen Pendis Kemenag RI, Prof Dr Suyitno yang digelar Kamis, 9 September 2021.

Prof Ahmad Rofiq yang juga Ketua Bidang Pendidikan Masjid Agung Jawa Tengah dan Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Jawa Tengah itu mendapat kehormatan diundang sebagai narasumber Studium General dan Webinar yang dilaksanakan dengan blended-model, daring dan luring, dan dibuka oleh Rektor IAIN Kerinci Dr H As’ari MAg.

Lebih jauh Prof Ahmad Rofiq yang menjabat sebagai Koordinator Wilayah Indonesia Tengah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat, Ketua DPS RSI- Sultan Agung Semarang, dan Anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat, itu menambahkan bahwa digitalisasi buku menjadi e-book, artikel-jurnal, dan media sosial, melahirkan banjir (flooding) dan booming informasi yang berdampak positif.

Halaman:

Editor: Ali A


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah