PORTAL PEKALONGAN - SEMARANG - Lada merupakan salah satu rempah dengan potensi ekspor yang menjanjikan. Hingga Juli 2023 Karantina Semarang telah memfasilitasi sertifikasi ekspor lada sebanyak 35,72 ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp. 3,2 miliar. Hal tersebut disampaikan Turhadi Noerachman selaku Kepala Karantina Semarang saat menghadiri diskusi kelompok terpumpun (3 Agustus 2023).
Menurut Turhadi dibandingkan dengan tahun lalu ekspor lada asal Jawa Tengah mengalami peningkatan 79,58% dimana di tahun 2022 ekspor lada hanya 19,89 ton.
“Indonesia termasuk terbesar ketiga penghasil lada di dunia, kita perlu genjot usaha pengembangan lada agar dapat menjadi pemain utama di pasar internasional. Yang menjadi tantangan petani adalah bagaimana mengolah lada dengan teknologi modern sehingga menghasilkan produk berdaya saing tinggi dibandingkan produk negara lain. Penerbitan Phytosanitary Certificate menjadi jaminan lada Indonesia diterima di negara tujuan,” papar Turhadi.
Turhadi juga menyampaikan bahwa beberapa sentra produksi lada yang tersebar di Jawa Tengah perlu dikembangkan budidayanya. Menjadi hal penting untuk memperhatikan GAP (good agricultural practices), GHP (good handling practices) dan GMP (good manufacturing practices) agar lada asal Indonesia berdaya saing dan bernilai jual tinggi. Kualitas lada diharapkan bisa mengikuti pasar modern sehingga memenuhi standar pasar internasional dan tembus memenuhi kebutuhan rempah belahan dunia, tambahnya.
Saat membuka diskusi kelompok terpumpun, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Wicaksono mengatakan kegiatan ini menjadi ajang temu teknis antar instansi, produsen lada dan international pepper community (IPC) untuk memeriahkan perayaan Hari Lada 2023.