Wali Paidi Episode 4 Kisah Pemuda yang Mencari Kyai Paidi, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

29 Desember 2021, 14:05 WIB
Ilustrasi Masjid - Wali Paidi Episode 4 Kisah Pemuda yang Mencari Kyai Paidi, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket /Pexels/David McEachan/

PORTAL PEKALONGAN - Kali ini Ngaji Laku Padepokan Carang Seket akan membahas mengenai kisah Wali Paidi, pada episode 4 ini Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket akan menceritakan kisah pemuda yang mencari Kyai Paidi.

Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket menceritakan kisah Wali Paidi mengenai pemuda yang mencari Kyai Paidi pada episode 4 pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket yang terangkum dalam artikel ini.

Kisah Wali Paidi episode 4 mengenai pemuda yang mencari Kyai Paidi selengkapnya terangkum pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kali ini yang diceritakan oleh Den Juneng.

Baca Juga: Ngaji Laku Padepokan Carang Seket, Apa Itu Kemenyan dan Fungsi Sebenarnya..

Berikut portalpekalongan.com merangkumnya pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket kisah Wali Paidi, pemuda yang mencari Kyai Paidi.

Sesampainya di rumah sehabis dari Gunung Arjuna, Wali Paidi menjalankan aktifitas sebagaimana biasanya, tiap pagi Wali Paidi pergi ke pasar berjualan minyak wangi.

Orang orang di pasar dan di rumahnya biasa memangilnya kang Paidi tukang minyak, sekitar jam 1 siang Wali Paidi ini menutup tokonya dan pulang.

Setelah shalat Ashar sehabis istirahat siang Wali Paidi mengajari anak anak kecil dilanggarnya belajar membaca Al Qur'an sampai waktu Maghrib.

Dulu dilanggar Wali Paidi yang sederhana ini ramai sekali dipenuhi anak anak kecil yang belajar mengaji.

Tapi setelah ada sistem iqro’ dan qiroati, langgar Wali Paidi ini sepi, anak anak pada pindah ke TPQ yang memang banyak tersebar di kampung Wali Paidi ini.

Wali Paidi sebenarnya juga ikut pelatihan metode iqro maupun qiroati yang diwajibkan kepada seluruh guru TPQ guna mendapatkan syahadah (semacam ijazah).

Tapi Wali Paidi tidak lulus dalam pelatihan ini karena seringnya Wali Paidi merokok dan bawa kopi di dalam kelas.

Jadinya di langgar Wali Paidi ini metode yang digunakan tetap memakai metode lama yaitu metode bagdadi.

Baca Juga: Ngaji Laku Padepokan Carang Seket, Ilmu Pengasihan Jarang Gorang, Berikut Doa yang Bisa Diamalkan Selengkapnya

Karena bagi guru TPQ yang tidak punya syahadah tidak boleh mengajar dengan memakai metode iqro maupun qiroati dan lama kelamaan murid murid Wali Paidi habis, tinggal 5 anak saja yang tetap mengaji di langgarnya Wali Paidi.

Orang tua dari kelima murid Wali Paidi ini tetap mempercayakan anaknya ke Wali Paidi ini disebabkan masalah ekonomi.

Mereka adalah orang orang miskin yang tidak mampu membelikan seragam TPQ dan buku terhadap anak mereka, dari pada tidak mengaji mereka tetap menitipkan anak anaknya kepada Wali Paidi.

Karena dilanggarnya Wali Paidi ini tidak ada tarikan uang, mereka bebas dari biaya apapun, malah mereka sering dikasih uang jajan oleh Wali Paidi.

Menjelang magrib datanglah seorang pemuda yang kira kira berumur 35 tahun mencari Wali Paidi pemuda ini adalah seorang murid thoriqoh yang disuruh gurunya mencari Wali Paidi.

”Nak carilah kyai di daerah ini namanya Ali firdaus tapi orang orang dikampungnya biasa memanggil dengan sebutan Paidi (orang yang memberi faedah), umurnya seumuran denganmu. Dan hanya beliau satu satunya yang bernama Paidi di kampung itu, kalau kamu ketemu dengannya sampaikan salamku dan mintalah nasehat padanya,” begitulah yang dikatakan guru pemuda ini kepadanya.

Baca Juga: Kenapa Setan Bisa Masuk Surga? Diceritakan oleh Den Juneng, Suhu Padepokan Carang Seket

Waktu itu pemuda ini disuruh mencari Wali Paidi karena seringnya pemuda ini mengalami hal hal aneh, seperti ketika shalat, tiba tiba ia sudah berada di makkah dan sholat dihadapan ka’bah, dan banyak orang yang melihatnya shalat di atas daun padahal dia ada dirumah.

Pemuda ini akhirnya sowan kepada gurunya dan melaporkan semua kejadian yang dialaminya, dan disuruh mencari Kyai Ali atau Wali Paidi.

Sesampai di kampung yang dimaksud, pemuda ini bertanya kepada orang orang, dimanakah rumah Kyai Paidi.

”Disini tidak ada yang namanya Kyai Paidi, yang ada Kang Paidi seorang penjual minyak wangi,” begitu jawab orang kampung ketika ditanya pemuda ini.

”Baiklah, dimana rumah Kang Paidi penjual minyak wangi itu,” tanya pemuda ini.

Pemuda ini yakin bahwa Kang Paidi itulah Kyai Paidi yang dicarinya karena gurunya juga bilang bahwa nama Paidi hanya satu orang di kampung ini.

Pas waktu magrib pemuda ini sampai dirumah Wali Paidi, pemuda ini bertanya kepada seorang wanita yang berada di depan rumah Wali Paidi.

”Apakah benar ini rumah kang paidi penjual minyak wangi,” tanya pemuda ini.

”Benar nak, dia ada dilanggar itu, sedang ngimami sholat magrib,” jawab wanita itu sambil menunjukkan langgar yang berada di sebelah rumah Wali Paidi.

Baca Juga: Tuhan Bukan Lising, Ini Penjelasan Suhu Padepokan Carang Seket

”Terima kasih bu,” jawab pemuda ini sambil menuju ke langgar guna sholat magrib dan sekalian sowan kepada Kyai Paidi.

Sehabis wudlu pemuda ini masuk ke langgar shalat berjamaah bersama yang lain, dilihatnya yang shalat dilanggar ini cuma 3 orang, dia berdiri disamping mereka.

Ketika pemuda ini mendengar surat Al Fatihah yang dibaca Wali Paidi, hati pemuda ini menjadi galau karena Wali Paidi ini ketika membaca huruf “ain” menjadi “ngg”, robbil ‘alamin menjadi robbil ngalamin.

”Gimana mau khusu’ dan diterima shalatnya wong bacanya aja udah keliru, apakah tidak salah gurunya menyuruhnya sowan kepadanya,” gumam pemuda ini dalam hati.

Setelah salam dan melakukan wirid seperti biasa pada umumnya, Wali Paidi ini melanjutkan dengan shalat sunnah dan sehabis shalat sunnah Wali Paidi ini keluar dari langgar dan duduk duduk diteras sambil merokok.

Pemuda ini menghadap kepada Wali Paidi.

”Assalamuaaikum,” salam pemuda ini.

”Wa ngalaikum salam,” jawab Wali Paidi sambil tersenyum.

Baca Juga: Siapakah Ibu Gayatri dalam Mantram Gayatri, Ini Penjelasan Suhu Padepokan Carang Seket

Setelah menyampaikan salam gurunya kepada Kyai Paidi, pemuda ini menceritakan maksud kedatangannya dan menceritakan hal aneh yang dialaminya kepada Wali Paidi.

”Hmm… saya juga heran, kok kamu sampai bisa seperti itu yah, mengalami hal hal yang menakjubkan padahal shalat kamu tadi aja masih sibuk ngurusi tajwid dari pada ingat kepada Allah,” kata Wali Paidi kepada pemuda ini.

Seketika pucatlah wajah pemuda ini, dan dalam hati pemuda ini berkata:

”Masya Allah, ternyata gurunya tidak salah mengenai kyai muda ini,” pemuda ini semakin menundukkan kepalanya dihadapan Wali Paidi ini. Bersambung.

Itulah kisah Wali Paidi episode 4 mengenai pemuda yang mencari Kyai Paidi diceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket. Semoga bermanfaat.***

Editor: Dimas Diyan Pradikta

Sumber: Padepokan Carang Seket

Tags

Terkini

Terpopuler