Benarkah Wanita Lebih Mudah Terserang Bipolar? Simak Penjelasan Berikut Ini

5 Mei 2022, 11:10 WIB
Ilustrasi perempuan sedih /Pixabay/vdnhiue /

PORTAL PEKALONGAN- Bipolar merupakan salah satu penyakit mental yang dapat menyerang wanita maupun pria. Namun, benarkah wanita lebih rentan terserang bipolar? Simak penjelasan berikut ini.

Gangguan bipolar disorder adalah penyakit mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem.

Pergeseran suasana hati ini dapat berfluktuasi dari perasaan euforia ke perasaan sedih yang mendalam. Bipolar disorder dapat menyerang pria dan wanita.

Baca Juga: 9 Tips Mengatasi Sedih, Jangan Berlarut-larut dalam Kesedihan, Itu Tidak Baik! ” Tak Ada Waktu Bersedih”

Ada tiga jenis gangguan bipolar yaitu:

1. gangguan bipolar tipe I

Pada bipolar disorder tipe I, setidaknya mengalami satu atau lebih episode mania yang dapat didahului atau diikuti oleh episode hipomania atau depresi.

2. gangguan bipolar tipe II

Pada bipolar tipe II setidaknya mengalami satu episode depresi atau hipomania tetapi tidak pernah mengalami episode mania.

3. Gangguan siklotimia

Gejala bipolar disorder ini umumnya lebih ringan daripada tipe I atau tipe II. Gangguan siklotimia didefinisikan sebagai periode gejala hipomania dan depresi yang berlangsung setidaknya dua tahun.

Gejala yang umumnya muncul pada fase mania adalah

1. perasaan gembira dan kepercayaan diri yang berlebihan (euforia).

2. berenergi dan bersemangat hingga tidak bisa diam.

3. bicara sangat cepat tentang banyak topik berbeda yang tidak biasa.

4. tidak merasa ingin tidur atau merasa tidak butuh tidur yang lama.

5. merasa pikirannya berpacu atau tidak terkendali dan mampu melakukan segala aktivitas secara bersamaan.

6. mudah tersinggung atau perasaannya sangat sensitif.

Baca Juga: Ini Makanan Paling Dicari setelah Lebaran, Nomor 5 Paling Mantap dan Segar

Fase depresi adalah fase dimana penderita merasa lemah sehingga tidak dapat melakukan segala hal sehingga merasa tertekan, tidak memiliki minat terhadap aktivitas dan tidak memiliki energi serta merasa tidak berharga.

Wanita rentan menderita bipolar disorder tetapi sulit untuk mendeteksinya karena berhubungan dengan hormon. Wanita yang didiagnosa bipolar mempunyai risiko lebih tinggi terhadap kondisi yang dapat menyertai gangguan bipolar seperti migrain, masalah tiroid, obesitas, dan gangguan kecemasan.

Pada wanita gangguan bipolar hormon berperan penting saat wanita menjalani kehamilan, menstruasi dan menopouse.

Melansir dari Healthline, wanita yang menderita gangguan bipolar akan mengalami masalah gangguan suasana hati saat hamil, menjelang kelahiran dan setelah melahirkan.

Wanita yang didiagnosa gangguan bipolar saat menjalani kehamilan lebih baik mendiskusikan kepada dokter tentang efek dari perubahan dan pengobatan yang dilakukan.

Penderita bipolar juga akan merasa memburuk pada saat menstruasi dan mengalami gangguan depresi pramenstruasi. Hormon yang berpengaruh pada saat menstruasi membuat suasana hati semakin tidak menentu.

Baca Juga: Info Terkini Arus Balik Pukul 15.30 WIB, Jasa Marga Perpanjang Contra Flow Km 47 Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Hormon masa menstruasi mempengaruhi efektivitas pada pengobatan yang diberikan kepada penderita bipolar.

Wanita dengan gangguan bipolar akan mengalami masa depresi menjelang menopause sehingga saat usia di atas 40 dosis pengobatannya akan lebih tinggi daripada wanita yang lebih muda.

Pengobatan dengan menggunakan terapi hormon akan membantu kemungkinan kondisi pengidap bipolar mengalami kondisi memburuk.

Gangguan bipolar dapat terjadi pada pria maupun wanita, tetapi jika wanita yang mengalami gangguan bipolar masa kehamilan, menstruasi dan menopause berpengaruh pada suasana hatinya.***

 

 

Editor: Sumarsi

Sumber: Healtline

Tags

Terkini

Terpopuler