Agar Tak Jadi Wisatawan yang Tersesat, Baca Sumber Referensi yang Tepat

11 September 2023, 17:24 WIB
Suasana di Kawah Sikidang, Pesona Dieng Sejuta Wisata /Tangkap Layar Youtube ArtFilm Picture

PORTALPEKALONGAN.COM - Kamu tak ingin mendapat predikat wisatawan yang tersesat, kan? Nah, simak baik-baik informasi di dalam artikel berikut ini sampai tuntas.

Informasi yang kurang tepat bukan mengarahkan pada yang dituju, justru membuat keliru. Pada saat ini banyak informasi yang harus dikaji ulang tidak bisa langsung diambil jadi referensi. Tidak tepatnya informasi bahkan bisa berujung jadi hoax. 

 

Hal ini tentu merugikan sebuah produk, kalau yang ditulis adalah produk jualan. Namun lebih berbahaya kalau yang ditulis adalah brand dan image sebuah daerah yang sedang dibangun bersama. Tentu kerugiannya bisa berdampak sistemik pada masyarakat banyak. Salah satunya tentang tempat wisata. 

Baca Juga: 25 Contoh Soal IPAS Kelas 5 Kurikulum Merdeka Asesmen Sumatif PTS beserta Kunci Jawaban: Melihat karena Cahaya

Informasi yang buruk dan baik tersaji bersama dalam dunia maya. Perlu kecerdasan pembaca dan pemirsa dalam memilah dan memilih media yang bisa dipercaya. Hal inilah yang membuat media-media penyedia informasi masih bertahan di tengah gempuran konten kreator yang bisa menulis sembarangan. Pembaca dan pemirsa cerdas memilih media terverifikasi sebagai sumber referensi yang tepat. 

Media seperti Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Kompas, bahkan kantor berita Antara mempertahankan kode etik jurnalistik antara lain menulis berdasarkan fakta dan berimbang. Berbeda dengan media 'abal-abal' yang bisa memihak suatu produk dengan menjelekkan produk lain. Selain tidak etis secara jurnalistik juga berpotensi menimbulkan kerugian. 

Baca Juga: Gubernur Khofifah Minta Masyarakat Bersabar, sebelum Api Padam Total, TNBTS Masih Ditutup Sebagian

Redaktur pelaksana Validnews, Faisal Rahman berani menyatakan bahwa 80 persen media yang ada sekarang adalah abal-abal. 

"Ada 47.000 media massa per Januari 2023, yang hampir 80% diantaranya adalah media abal-abal," ungkap Faisal.

Hal di atas tentu belum termasuk konten lain di Instagram, X, FB, YouTube dan Tiktok. Angkanya tentu lebih banyak lagi. Hal ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi kemenkominfo untuk menangani hal tersebut. 

 

 

Contoh Referensi Kurang Tepat yang Bikin Wisatawan Tersesat 

Beberapa waktu lalu sempat menjadi perbincangan di grup redaksi Banjarnegaraku.com mengenai artikel yang ditulis kurang tepat. Salah satunya ketika sebuah media di sisi selatan Jawa Tengah menulis wisata tentang Banjarnegara. Kemungkinan tulisan hanya dibuat dengan bantuan mesin AI (kecerdasan buatan) sehingga membuat tulisan kurang akurat. 

Pada tulisan tentang 30 tempat wisata terbaru, media tersebut menuliskan nama dan mencoba memberikan ulasan singkat tentang tiap destinasi. Tulisan tersebut menyebutkan 'terbaru' namun pada fakta lapangan, isi tulisan tidak ada tempat wisata baru. Belum lagi mereka menulis ulasan yang keliru. 

Baca Juga: Ini Profil Kiai Misbah Mustafa yang Salah Satu Karyanya Dikaitkan dengan Dugaan Plagiasi Prof Imam Taufiq

Anglir Mendung di kecamatan Karangkobar ditulis sebagai daratan hijau yang memiliki danau kecil. Danau ini akan menghilang pada waktu tertentu. Faktanya, di Anglir Mendung tidak ada danau dan daratan hijau yang disebutkan. Anglir mendung adalah kolam dengan dengan taman di sekitarnya. Taman juga terdapat banyak pepohonan yang tinggi, bukan daratan hijau. 

Masih media yang sama menyebutkan Sumur Jalatunda di Dieng bisa menjadi tempat berenang. Faktanya, sumur ini ada pada cerukan yang cukup dalam dengan tebing cenderung tegak. Sangat tidak disarankan untuk turun apalagi berenang di Sumur Jalatunda, Dieng. Wisatawan yang menelan informasi mentah-mentah tentu saja akan kecewa. 

Sebuah media lain di Sulawesi Tengah hari ini Senin 11 September 2023 menulis tentang Wisata malam di kawah Sikidang Dieng. Bahkan dalam tulisannya disebut 'untuk melihat cahaya warna-warni'. Sayangnya mereka tidak menyertakan sumber berita untuk dikonfirmasi lebih lanjut. 

Banjarnegaraku.com mencoba mengkonfirmasi berita ini ke Unsur Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng, Sri Utami. Dia menyatakan wisata malam kawah Sikidang sampai saat ini tidak ada. 

"Tidak ada wisata malam pada saat ini. Gelap saja di sana kalau malam," ujar Sri melalui telepon. 

Baca Juga: Cara Perpanjang SIM secara Online melalui Aplikasi Digital Korlantas Polri, Dijamin Bebas Boring dan Capek

Sementara untuk 'cahaya warna-warni' yang disebutkan juga tidak ada. Tentu yang mereka maksud bukanlah kunang-kunang atau sekedar lampu hias seperti saat peringatan 17 Agustus di kampung. Meskipun sama-sama kawah yang menghasilkan gas sulfur, namun di Kawah Sikidang tidak terjadi fenomena 'blue fire' seperti di Kawah Ijen. 

Saat ditanyakan kepada pengampu kebijakan lebih tinggi yaitu kepala dinas pariwisata dan kebudayaan Banjarnegara, Tursiman S.Sos mengatakan saat ini memang belum ada. 

"Rencana ke depan mas, saat sekarang belum ada wisata malam," ungkap kepala disparbud. 

Baca Juga: Low Budget! Ini Cara Backpacker ke Dieng Banjarnegara Batang Pekalongan Naik Angkutan Umum

Jadi adanya pemberitaan wisata malam bisa menyesatkan wisatawan yang hendak berkunjung ke Kawah Sikidang. 

 

Tips menjadi wisatawan cerdas agar tidak mudah tersesat

Informasi wisata yang berseliweran bisa jadi banyak kekeliruan apabila ditulis bukan oleh orang yang pernah ke lokasi. Lebih baik mengecek ulang semua informasi wisata yang didapatkan supaya tidak kecewa. Berikut ini adalah tips mendapatkan referensi yang tepat. 

  • Cermati alamat situs

Menulis tentang Banjarnegara namun alamat redaksi medianya ada di luar Banjarnegara, lebih baik diperiksa ulang isi artikelnya. Ibarat profesi chef namun menulis tentang keuangan dan politik. Bisa dan kemungkinan benar tapi lebih pas kalau di tulis oleh media yang alamat redaksi di Banjarnegara. 

  • Pilih media terverifikasi untuk dijadikan sumber referensi

Meskipun bisa saja artikel abal-abal muncul di google discover, yaitu artikel yang disarankan google untuk dibaca. Namun sebaiknya artikel yang bukan dari media terverifikasi tidak dijadikan sumber referensi, supaya tidak sesat. 

Baca Juga: Dua Pria Simpan Ganja di Bungkus Rokok, Terjaring Operasi Cipta Kondisi di Tanjung Priok

  • Periksa fakta

Selain ulasan tentang tempat wisata wajib dicek lagi jalan menuju lokasi, hal yang akan dialami atau didapatkan di tempat wisata. Harga tiket, parkir, keberadaan toilet dan lain sebagainya. Bisa pengecekan melalui media lokal, kontak di tempat wisata, atau 'tourist information centre'. 

  • Cek melalui grup wisata

Bisa dikonfirmasi ulang dengan orang-orang yang pernah berkunjung ke lokasi wisata tersebut jika ada. 

 

Mencari sumber referensi yang tepat sangat diperlukan pada saat ini. Jangan terlalu percaya pada satu sumber media untuk membandingkan kevalidan sebuah informasi. Referensi yang tepat biasa ada pada media media resmi yang ada di bawah naungan dewan pers dan terdata di kemenkumham sebagai media resmi dan diakui. ***

Editor: Ali A

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler