Jawa dari Zaman Purba Hingga Saat Ini, Kisah Wali Paidi Episode 51, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

- 19 Januari 2022, 14:05 WIB
Ilustrasi - Jawa dari Zaman Purba Hingga Saat Ini, Kisah Wali Paidi Episode 51, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket
Ilustrasi - Jawa dari Zaman Purba Hingga Saat Ini, Kisah Wali Paidi Episode 51, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket /Pixabay.com/ID 2023852

1088 M – Sriwijaya menjadi bawahan kerajaan Melayu Dharmasraya (Mauli).

1100 M – Janggala menaklukkan Madura.
1104 M – Panjalu merdeka dari Janggala.

1116 M – Lodoyong menjadi bawahan Panjalu.
1135 M – Sri Jayabaya naik tahta di Panjalu. Ia berhasil menaklukkan Janggala. Panjalu berganti nama menjadi Kediri.
1157 M – Kakimpoi Bharatayudha ditulis, sebagai kiasan kemenangan Kediri atas Janggala.
1159 M – Prabu Jayabaya wafat. Terjadi perebutan tahta antara kedua putranya. Janggala mengambil kesempatan ini untuk memerdekakan diri.
1175 M – Darmasiksa naik tahta di Sunda. Putranya, Jayadarma menikah dengan putri Mahesa Cempaka yang bernama Dewi Naramurti, adik Dyah Lembu Tal. Kelak keduanya memiliki putra bernama Wijaya, seorang tokoh besar dalam beberapa dekade ke depan.
1183 M – Dinasti Mauli berkuasa sepenuhnya di Sumatra, mengakhiri dominasi Sriwijaya.
1185 M – Janggala dan Kediri kembali bersatu, melalui jalur pernikahan.

Baca Juga: Fitnah, Dosa yang Terus Berjalan Diluar Kendali Pelaku Pertamanya Kisah Wali Paidi Episode 35 Ngaji Laku PCS

1190 M – Kertajaya naik tahta di Kediri.
1193 M – Pasukan Janggala menyerbu Kediri dan berhasil menduduki kota dan istana Daha. Kertajaya terpaksa mengungsi dari istananya.
1194 M – Kertajaya memimpin pasukan Kediri menggempur dan menaklukkan Janggala.
1205 M – Ken Arok menjadi penguasa Tumapel dan memerdekakan diri dari kekuasaan Kediri.
1221 M – Pertempuran Ganter. Prabu Kertajaya tewas di tangan Ken Arok.

1222 M – Kediri menjadi bawahan Tumapel. Ken Arok menjadi penguasa tertinggi di Bumi Jawa.
1227 M – Ken Arok tewas diracun oleh Anusapati, yang kemudian menggantikannya sebagai raja Tumapel.1248 M – Wisnuwardhana menjadi raja Tumapel.
1250 M – Kediri disatukan kembali dengan Tumapel.
1252 M – Erupsi gunung Merapi.
1254 M – Tumapel berganti nama menjadi Singhasari.
1255 M – Prasasti Mula Malurung piagam pengesahan atas desa Mula dan Malurung sebagai anugerah untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini diterbitkan Kertanagara tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana raja Singhasari.

1257 M – Erupsi dahsyat gunung Samalas di pulau Lombok.
1258 M – Perubahan iklim akibat erupsi gunung Samalas. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Gerhana Bulan total terjadi pada bulan Mei.
1263 M – Iklim Bumi kembali normal.
1268 M – Kertanegara menaiki tahta Singhasari.
1275 M – Singhasari memulai ekspedisi penaklukkan Tanah Melayu. Armada besar pimpinan Kebo Anabrang berangkat ke Sumatra.
1284 M – Pasukan Singhasari pimpinan Raden Wijaya menundukkan Bali.
1286 M – Penaklukkan Melayu selesai. Kertanegara menghadiahkan arca Amoghapasa kepada penguasa Dharmasraya.
1289 M – Dinasti Yuan mengirim utusan yang meminta agar Singhasari tunduk pada kekuasaan Mongol. Kertanegara dengan tegas menolak dan memotong telinga sang utusan.
1292 M – Pemberontakan Jayakatwang. Kertanegara tewas di tangan Jayakatwang (adipati Kediri). Raden Wijaya bersedia tunduk lalu mendirikan desa Majapahit sebagai bawahan Kediri. Di tahun yang sama, pasukan Mongol mendarat di pesisir utara Jawa Timur dan menduduki kota-kota pelabuhan dari Tuban hingga Ujung Galuh (Surabaya).
1293 M – Aliansi Mongol-Majapahit menghancurkan Kota Daha. Jayakatwang ditangkap dan menjadi tawanan Mongol. Wijaya kemudian mengusir pasukan Mongol saat mereka lengah dan mendirikan kerajaan Majapahit. Dalam perjalanan kembali ke Khanbaliq, pasukan Mongol membunuh Jayakatwang yang menjadi tawanan mereka.
1295 M – Ranggalawe, salah satu pendiri Majapahit yang menjabat sebagai adipati Tuban tewas dalam suatu konspirasi oleh Halayudha, seorang licik yang berambisi menjadi mahapatih Majapahit. Ia tewas di tangan Kebo Anabrang (mantan panglima ekspedisi Pamalayu), yang langsung dibunuh saat itu juga oleh Lembu Sora, paman Ranggalawe. Arya Wiraraja, penguasa Lumajang dan ayah Ranggalawe memerdekakan negerinya dari Majapahit.
1300 M – Lembu Sora tewas di tangan mahapatih Nambi setelah keduanya diadu domba oleh Halayudha.

Baca Juga: Rombongan Naik Haji Kisah Wali Paidi Episode 38 Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

1309 M – Wijaya wafat. Sahabatnya, Nambi mengundurkan diri dari jabatan mahapatih Majapahit dan menjadi raja di Lumajang. Tahta diserahkan kepada Jayanagara, putra Raden Wijaya dengan Dara Petak, seorang putri Dharmasraya.
1313 M – Gajah Mada menjadi kepala pasukan khusus Bhayangkara.
1316 M – Nambi, salah satu pendiri Majapahit tewas akibat difitnah oleh Halayudha dan Jayanagara. Lumajang dianeksasi oleh Majapahit. Halayudha diangkat sebagai mahapatih baru.
1319 M – Pemberontakan Dharmaputra Winehsuka pimpinan Ra Kuti. Trowulan berhasil diduduki, namun berhasil direbut kembali oleh pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada yang kemudian menumpas para Dharmaputra. Jabatannya dinaikkan menjadi patih. Halayudha dihukum mati setelah segala fitnah yang ia perbuat di masa lalu terbongkar.
1321 M – Odorico da Pordenone dari Venesia mengunjungi Majapahit.
1325 M – Majapahit mengirim Adityawarman sebagai duta besar ke Khanbaliq untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Dinasti Yuan.
1328 M – Jayanagara dibunuh oleh Ra Tanca, anggota Dharmaputra terakhir yang masih hidup. Tanca kemudian langsung dibunuh oleh Gajah Mada saat itu juga. Tahta Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi.
1329 M – Pemberontakan Keta.
1331 M – Pemberontakan Sadeng.
1332 M – Adityawarman kembali pergi ke Khanbaliq sebagai duta besar Majapahit.
1334 M – Hayam Wuruk lahir.
1336 M – Ratu Tribhuwana mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih, yang kemudian mengucapkan Sumpah Palapa.

1337 M – Wang Dayuan, seorang pengelana Yuan-Mongol mengunjungi Majapahit dan melaporkan tentang adanya sisa-sisa pasukan Mongol yang menetap dan membentuk komunitas Muslim Hui di lembah Gelam, Sidoarjo.

Halaman:

Editor: Dimas Diyan Pradikta

Sumber: Padepokan Carang Seket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah