"Selama libur Lebaran tiap hari saya bisa menjual 10-15 kg daging sapi. Pada hari-hari biasa sekitar 8 kg daging sapi. Namun pada saat pandemi, waduh penjualan warung saya drop hingga 50 persen."
Dwi Widyastuti alias Wiwik, guru MTsN 2 Banjarnegara menyatakan, taste Soto Kradegan sejak dia kecil, sekolah, kuliah, hingga menjadi guru, tidak berubah.
"Ini salah satu kuliner legend di Banjarnegara yang tidak berubah taste-nya," kata Wiwik kepada Portal Pekalongan.
Deny Kurniawati eksekutif Mal Senayan City Jakarta yang berlebaran bersama suaminya, Satriyo, bersama keluarganya di Banjarnegara juga menyempatkan menikmati Soto Krandegan di Jl Mayjen Panjaitan.
"Wah enak banget. Saya bungkus untuk saudara yang di Wanayasa, Banjarnegara. Selama pandemi, Lebaran saya dan keluarga tidak ke mana-mana. Sekarang saatnya bersilaturahmi ke saudara dan kakak yang ada di Wanayasa, Banjarnegara. Soto Krandegan ini sebagai oleh-olehnya hehehe...," kata wanita karir berkacamata minus ini.
"Apa sih resepnya kok Soto Krandegan jadi enak seperti ini?"
Suwarno pun dengan santai menjelaskan, resepnya adalah rempah-rempah warisan kakeknya, Mbah Ahmad Yusuf.
"Dan yang terenting, daging sapinya harus fresh. Pukul 02.00 WIB saya dan istri sudah racik-racik bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat soto ini," jelasnya.
Pukul 04.30, usai Subuh, Suwarno belanja ke pasar. Ya daging sapi segar dan bumbu rempah.