10 Peristiwa Besar Sejarah Terjadi di Bulan Muharram, Simak Penjelasan Prof Ahmad Rofiq

- 19 Agustus 2021, 17:27 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Ali A/

8). Dikembalikannya lagi penglihatan Nabi Ya’qub as. setelah mengalami kebutaan lama;

9). Dihilangkannya penderitaan yang mendera Nabi Ayyub as; dan 10). Diampuninya Nabi Daud As.

Muharram adalah bulan yang dimuliakan Allah SWT, mengerjakan amalan kebaikan di bulan Muharram akan tercurah kebaikan pula kepadanya. Abu Dzar ra berkata, aku bertanya kepada Rasulullah SAW: "Malam apakah yang lebih baik dan bulan apakah yang lebih utama?", lalu beliau menjawab" "Sebaik-baiknya malam adalah pertengahannya. Bulan yang paling utama adalah bulan Allah yang kalian sebut Muharram", (HR. An-Nasa'i).

Baca Juga: Niat Puasa Asyura Arab, Latin, serta Keutamaannya; Ibadah yang Nilainya Satu Tingkat di Bawah Puasa Ramadhan

Rasulullah SAW menghormati bulan Muharram. Beliau berpuasa pada hari ke-10 atau ‘Asyura’. Dalam Riwayat Ibrahim al-Hijry dari Abi ‘Iyadl dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda: “Hari ‘Asyura’ adalah hari yang para Nabi berpuasa, maka berpuasalah kalian semua”.
Hikmah puasa ‘Asyura, adalah menghapus dosa setahun sebelumnya. Riwayat dari Abu Qatadah ra, bahwa keutamaan puasa ‘Asyura sebagaimana Nabi saw bersabda: “Puasa hari ‘Arafah , aku menghitung pada Allah mengapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya, dan puasa ‘Asyura aku menghitung, menghapus dosa setahun sebelumnya” (Riwayat Muslim dalam Shahihnya).

Dalam kalender penanggalan Jawa, bulan Muharram (yang dimuliakan) disebut dengan bulan Suro. Saya menduga ini juga diambil dari kata ‘Asyura. Sebelum pandemic Covid-19, dalam menyambut 1 Muharram, boleh dikatakan di setiap RT, mengadakan acara tirakatan artinya “malam muhasabah atau introspeksi diri seluruh warga RT, agar dapat memperbaiki dan menjalani hidup yang lebih baik.

Baca Juga: Puasa Tasu'a dan Asyura Muharram Tanggal 18-19 Agustus 2021, Berikut Niat, Hadist dan Keutamaannya  

Tirakatan sangat berbeda dengan tradisi yang bernuansa hura-hura. Karena tirakatan adalah suasana sacral, yang berisi perenungan, muhasabah, dan berdoa memohon kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, agar senantiasa memberikan pertolongan, kemudahan rizki, kebahagiaan hidup dunia hingga akhirat.

Dari perspektif inilah, seakan di bulan Muharram atau Suro, tidak sepatutnya mempunyai gawe, seperti hajat mantu, mengkhitankan, dan lain sebagainya.

Bagi warga yang katanya sangat rasional, bahkan liberal, mungkin tidak percaya itu. Tetapi jika warga masyarakat menghormati dan tidak menggunakan waktu-waktu bulan Muharram untuk suatu acara, dan lebih banyak menggunakannya untuk muhasabah, beristighfar, dan memohom ampunan kepada Sang Khaliq, Yang Maha Pengampun, adalah pilihan bijak yang juga harus dihormati.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah