Baca Juga: Ustadz Abdul Somad: Durhaka kepada Kedua Orang Tua termasuk Dosa Besar
Sabar bukan sekadar nama, bukan pula hadiah dari semesta. Sabar itu dibentuk, ditempa, digembleng, penuh dengan perjuangan dan perjalanan yang jauh. Sabar membutuhkan waktu yang lama agar menjadi sebuah kebiasaan.
Wajar saja UAS, sapaan Ustadz Abdul Somad, mengibaratkan rasa sabar dengan rasa air kaktus, yakni pahit. Karena kesabaran itu pahit, semakin lama bersarang di dalam hati, semakin pahit pula rasanya. Misalnya, sabar dalam menunggu, apalagi menunggu manusia yang punya banyak tingkah.
Kesabaran memang pahit, tapi yang pahit itulah obat. Sebagaimana obat akan menyehatkan, maka sabar berbuah kebahagiaan.
Sabar dalam menjalani perintah Allah Swt, menghadapi ujian, meninggalkan maksiat, semua adalah pengorbanan sang insan. Jika berhasil, hadiah surga sangatlah murah bagi mereka yang bersabar.
Baca Juga: Ustadz Abdul Somad: Pertanyaan Kubur Tidak Perlu Dihafal, Ini Bukan Tes PNS
"Jadi kalau ada orang yang mengatakan 'sabar itu ringan', kasi dia batang kaktus," lanjut UAS.
Menjadi manusia sabar pasti penuh rintangan dan cobaan. Sabar itu sulit, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Belajar sabar setiap hari, karena ujiannya terjadi di setiap saat.*