Namun sebelum itu, Dinas Arpus dan Perpustakaan Jateng akan menyicil penyelamatan sebelum September, agar dapat selesai sebelum akhir 2023.
Usai diizinkan PP MAJT, tiga Pustakawan tersebut kembali memasuki museum dan mengambil tiga manuskrip, berupa kitab kuno nadzam karya Kiai Rifai Kalisalak, Minhajul Qawim dan Babad Jawi Arab.
“Bila penyelamatan atas tiga naskah kuno ini selesai, akan kami kembalikan segera, dan kami akan mengambil kitab-kitab kuno lainnya, agar penyelamatan cepat tuntas,” jelasnya.
Budi Wahyono menegaskan, Dinas Arpus Jateng selama ini memprogramkan pelestarian naskah kuno untuk masyarakat, baik lembaga maupun perorangan, yang salah satu Museum MAJT.
Ditegaskan, kondisi fisik 30 manuskrip di Museum MAJT, sebagian besar kusam, posisi kertas yang semula tegak kini melengkung dan berdebu meskipun tersimpan dalam kaca.
Pihaknya memiliki dua cara penyelamatan yakni, menyelamatkan secara fisik kertas melalui konservasi dan penyelamatan informasi yang tertulis dalam kertas melalui alih media digital.
Baca Juga: Baru 15 Orang yang Datang, PSSI Minta Klub Segera Lepas Pemain ke Timnas
Proses kerja penyelamatan fisik berupa penjilidan ulang, menambal kertas-kertas yang sobek sebagai proses konservasi. Mengingat kertas tersebut berusia ratusan tahun.
Misalnya kertas Eropa, yang dapat diketahui usianya dari watermaks yang terdapat dalam kertas tersebut.