Oleh: Ahmad Rofiq
PORTAL PEKALONGAN - Idul Adha 1445 H antara Mekah dan Indonesia berbeda. Pemerintah Arab Saudi menetapkan 1 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada hari Jumat Kliwon, 7 Juni 2024. Pemerintah Indonesia menetapkan 1 Dzulhijjah 1445 H, Sabtu, 8 Juni 2024.
Karena itu, 241.000 orang jamaah haji Indonesia (jamaah terbesar), belum termasuk jamaah furada, juga yang menggunakan visa ziara, visa multiple, dan lain-lain, akan wuquf di Arafah, puncak rangkaian ibadah haji pada 15 Juni 2024 dan Idul Adha 1445 pada Ahad, 16 Juni 2024.
Di Indonesia, Idul Adha 1445 H ditetapkan hari Senin, 17 Juni 2024. PP Muhammadiyah yang menggunakan hisab menetapkan bahwa Idul Adha 1445 H bersamaan dengan keputusan pemerintah Senin, 17 Juni 2024.
Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa Pemerintah Arab Saudi yang dalam penghitungan hisab, menurut KH Slamet Hambali, pada markaz Masjid al-Haram Mekah, ijtimak pada Kamis Wage, 6 Juni 2024 jam 15:39:12 waktu Arab Saudi, tinggi Hilal Mar’i= +1◦ 06’01”, Elongasi= 4◦55’28”.
Menurut kriteria MABIMS hilal bisa terlihat pada rukyah minimal tinggi hilal mar’i +3◦ dengan elongasi minimal 6.4◦. Menurut beliau, logikanya hilal tidak mungkin terlihat di Arab Saudi, tetapi ya wa Allah A’lam.
Masih menurut beliau, mestinya Arab Saudi 1 Dzulhijjah 1445 H sama dengan Indonesia, yaitu Sabtu Legi 8 Juni 2024 M, sehingga 10 Dzulhijjah 1445 H adalah Senin Kliwon, 17 Juni 2024 M. Wuquf di Arafah Ahad Wage 16 Juni 2024 M.
Namun ternyata sepertinya Pemerintah Arab Saudi menggunakan wujudl hilal dalam penetapan 1 Dzulhijjah 1445 H.
Konon ada informasi, ada sebagian warga Arab Saudi yang berhasil melihat hilal dalam rukyah mereka.