Malam 1 Suro Bisa Diusulkan Sebagai Word Heritage Tak Benda ke UNESCO

- 27 Juni 2024, 07:00 WIB
Tradisi Padusan Jelang Ramadhan Jadi Agenda Rutin Lanud Raden Sadjad Natuna -f/istimewa
Tradisi Padusan Jelang Ramadhan Jadi Agenda Rutin Lanud Raden Sadjad Natuna -f/istimewa /


PORTAL PEKALONGAN - SEMARANG - Dilansir dari situs kemlu.go.id, sebagai salah satu negara anggota The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Indonesia telah secara aktif melaksanakan aktivitas inskripsi untuk pengakuan internasional atas kekayaan budaya yang dimilikinya.

Per tahun 2022, Indonesia tercatat memiliki berbagai warisan budaya dan situs warisan dunia antara lain:

Baca Juga: SJI di Semarang, Ketua PWI Jateng Tekankan Disiplin Verifikasi dalam Pengembangan Berita

​9 situs alam dan budaya Indonesia telah diakui sebagai UNESCO World Heritage – terbanyak di Asia Tenggara
12 warisan budaya takbenda (WBTB) Indonesia diakui sebagai WBTB Dunia
19 cagar biosfer Indonesia dalam World Network of Biosphere Reserves.
7 geopark Indonesia telah masuk dalam Global Geopark Network
8 arsip/dokumen Indonesia masuk dalam Ingatan Kolektif Dunia (Memory of the World)
4 kota di Indonesia yang masuk dalam Daftar UNESCO Creative Cities Network (Ambon – Kota Musik, Bandung – Kota Kreatif, Jakarta – Kota Literasi, Pekalongan – Kota Kerajinan)

Baca Juga: Kapan Malam 1 Suro 2024? Bulan Suro juga Disebut Bulan Ini

Nah, Malam 1 Suro juga bisa diajukan sebagai WBTB atau Warisan Dunia Tak Benda.

Tokoh masyarakat Kota Semarang Romo Joko saat ngobrol santai dengan portalpekalongan.com rasan-rasan, tidak ada salahnya jika Malam 1 Suro diajukan sebagai salah satu WBTB ke UNESCO.

"Masyarakat Jawa Menganggap Suro sebagai bulan sakral. Ada pitutur luhur dari para sepuh dulu agar pada saat Bulan Suro, kita memperbanyak lelaku. Kegiatan yang banyak menahan hawa nafsu. Tujuannya agar mencapai ketenangan hidup dan seluruh amalan baik (solih / solihah jika dalam ISlam) diterima oleh Allah SWT, Tuhan YME," katanya.

Sebagaimana kita tahu UNESCO merupakan organisasi Internasional yang bergerak pada bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. UNESCO didirikan pada 16 November 1945 dengan tujuan untuk membangun perdamaian melalui kerjasama internasional di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya.

Baca Juga: Info Loker Terbaru: Pegadaian Buka Lowongan Kerja, Catat Tanggal Pendaftarannya

Adapun program UNESCO dibagi menjadi 5 sektor utama yaitu Pendidikan, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial, Budaya, dan Komunikasi dan Informasi. Koordinasi terkait isu-isu pada forum UNESCO dikoordinasikan oleh Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), dibantu oleh Kemlu dan berbagai Kementerian/Lembaga lainnya.

Di kompleks keraton, misalnya di Pura Mangkunegaran, pada Malam 1 Suro biasanya diadakan Kirab Pusaka dengan mengelilingi tembok luar sebanyak satu kali.

Pesertanya adalah keluarga Mangkunegaran, sentono, narapraja, abdi dalem, dan kerabat besar Mangkunegaran, serta masyarakat luas.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Cara Live Streaming di Shopee untuk Pemula

"Kirab Pusaka itu bukanlah sekadar parade untuk bersenang-senang, tetapi merupakan kegiatan penuh makna. Sebab, seluruh peserta tidak boleh melakukan pembicaraan (tapa bisu) yang dimaknai sebagai pencegahan untuk mengontrol pembicaraan yang berawal dari mulut, agar tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain."

Saat kirab juga tidak diperkenankan menggunakan celana atau selop, sebagai makna bahwa kita selalu berhubungan dengan bumi atau duniawi dan manembah kepada Yang Kuasa dalam keadaan suci. Kirab Pusaka Dalem dilakukan setiap tahun.

Tradisi perayaan 1 Suro lainnya yang dilakukan di Pura Mangkunegaran adalah jamasan pusaka atau mencuci benda pusaka.

Jamasan pusaka merupakan tradisi untuk merawat atau memetri warisan dari para leluhur.

Pusaka itu sendiri mengandung banyak makna karena merupakan buah hasil karya cipta yang memiliki falsafah kehidupan, kearifan, sumber inspirasi, dan motivasi kehidupan.

Jamasan pusaka mencakup sejumlah barang, termasuk tombak karena benda pusaka tidak hanya keris.

Baca Juga: Tanpa KTP, Begini Cara Daftar TikTok Affiliate

Dalam penanggalan Jawa, malam 1 Suro tahun ini jatuh pada Sabtu malam Minggu, 6 malam 7 Juli 2024.

Tahun Baru Jawa merupakan perayaan terpenting bagi orang Jawa. Peringatan tahun baru Jawa dimulai pada hari pertama Bulan Suro di penanggalan Jawa yang dibuat oleh Ingkang Sampeyan Ndalem Sri gusti Kanjeng Sinuwun Sultan Agung Prabuhadihanyokrokusumo. Sesuai dengan bulan pertama Muharram dalam kalender Hijriyah. (Wikipedia)

Mengapa bulan Suro disebut bulan wingit? Apa itu wingit?

Setiap menjelang malam 1 Suro 2022 menjadi bahan perbincangan warganet. Ya, seperti diketahui, malam 1 Suro juga bertepatan dengan malam 1 Muharram berdasarkan kalender Hijriyah.

Perayaan malam 1 Suro selalu berbeda setiap tahunnya karena menggunakan perhitungan kalender Jawa atau Hijriyah.

Bagi masyarakat Jawa, Tahun Baru Islam atau 1 Muharram yang disebut sebagai malam 1 Suro merupakan tanggal yang penting.

Dalam ajaran Islam, tahun baru Hijriyah adalah untuk memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.

Baca Juga: Main Facebook Bisa Hasilkan Uang? Begini Caranya

Namun, bagi masyarakat Jawa, malam 1 Suro dianggap sebagai malam yang sakral. Tahun ini, awal hari dalam tahun Hijriyah ini jatuh pada Kami 19 Juli 2023 Masehi.

Malam 1 Suro biasanya diperingati pada malam hari setelah terbenamnya matahari di ufuk barat.

Pandangan dalam masyarakat Jawa, hari ini dianggap keramat, terlebih bila jatuh pada Jumungah Legi (Jumat).

Bagi sebagian masyarakat, pada malam 1 Suro dilarang untuk pergi ke mana-mana kecuali untuk berdoa ataupun melakukan ibadah lain.

Muncul beberapa mitos yang konon menjadi pantangan untuk dilakukan bagi sebagian masyarakat Jawa pada saat malam 1 Suro.

Melansir dari berbagi sumber, malam 1 Suro diyakini sebagai malam yang sangat suci dan sakral yang berkaitan dengan hal-hal mistis dan penuh misteri.

Berikut ini adalah mitos-mitos yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber.

1. Tak boleh mengadakan pesta perkawinan

Tradisi masyarakat Jawa sangat melarang bagi orang tua yang menikahkan anaknya pada malam pada bulan suro, terlebih malam 1 Suro.

Mereka percaya jika hal ini tetap dilakukan maka akan ditimpa kesialan bagi keluarga yang mengadakan hajat tersebut.

Namun beberapa masyarakat mengatakan bahwa hal ini hanyalah mitos belaka, mereka beralasan bahwa pesta malam 1 Suro akan membuat keratin menjadi sepi.


2. Tidak boleh pindah rumah

Ada hari yang disebut hari baik dan ada pula hari buruk ajaran tradisi jawa serta menurut primbon orang Jawa.

Sebagian orang percaya untuk tidak melakukan pindahan rumah saat malam satu suro karena dianggap bukan hari baik.

Meskipun menurut ajaran agama Islam, semua hari adalah sama dan baik.


3. Arwah leluhur kembali ke rumah

Sebagian masyarakat jawa pada masa lampau menanggapi datangnya pergantian tahun Hijriyah jauh lebih sakral lagi.

Banyak masyarakat Jawa yang meyakini saat malam 1 Suro, arwah leluhur yang telah meninggal dunia akan kembali dan mendatangi keluarganya di rumah.

Beberapa orang bahkan menambahkan bahwa pada malam 1 Suro arwah orang-orang yang menjadi tumbal pesugihan akan dilepaskan.

Mereka juga akan diberi kebebasan pada malam tersebut sebagai hadiah pengabdiannya selama setahun penuh.


4. Tidak boleh keluar rumah

Masyarakat Jawa sangat percaya jika malam 1 Suro dilarang untuk bepergian atau keluar rumah demi menghindari marabahaya.


5. Makhluk halus bergentayangan

Mitos yang paling menyeramkan adalah cerita banyaknya makhluk halus yang bergentayangan pada malam 1 Suro.

Hal ini berhubungan dengan kepercayaan masyarakat Jawa yang mempercayai bahwa malam 1 Suro adalah hari raya para makhluk gaib.

Mereka akan keluar pada malam yang sakral dan dikeramatkan itu ke dunia untuk mengganggu para manusia yang ditemuinya.***

Editor: Ali A

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah