SJI di Semarang, Ketua PWI Jateng Tekankan Disiplin Verifikasi dalam Pengembangan Berita

- 27 Juni 2024, 06:00 WIB
Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS saat mengajar di Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang digelar PWI Pusat bersama Kemendikbudristek di hotel New Puri Garden Semarang, Rabu 26 Juni 2024.
Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS saat mengajar di Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang digelar PWI Pusat bersama Kemendikbudristek di hotel New Puri Garden Semarang, Rabu 26 Juni 2024. /


PORTAL PEKALONGAN - SEMARANG - Spirit menghadirkan faktor pembeda hendaknya dimiliki seorang wartawan ketika terjun meliput realitas di lapangan. Hanya dengan faktor pembeda inilah, keunggulan sebuah berita akan terlihat.

Hal itu disampaikan Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS saat mengajar di Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang digelar PWI Pusat bersama Kemendikbudristek di hotel New Puri Garden Semarang, Rabu 26 Juni 2024. Materi ajar yang disampaikan Amir bertajuk ''Mencari dan Mengembangkan Berita’’ dan dipandu wartawan senior Widiyartono R.

Menurut Amir, faktor pembeda akan muncul jika wartawan melakukan kreativitas misalnya dengan melakukan riset. Kreativitas dan produktivitas wartawan sendiri, kata dia, selalu diujikan dalam UKW bagaimana wartawan memilih topik dan menentukan angle atau sudut pandang.

Dia lalu mencontohkan berita Euro 2024, wartawan akan diuji sejauh mana kemampuannya membuat angle. Beberapa angle yang menarik dari perhelatan Piala Eropa, kata Amir, diantaranya Cristiano Ronaldo sebagai pemain pertama di dunia yang tampil enam kali di ajang ini, atau alasan mengapa Pelatih Timnas Portugal Roberto Martinez masih mempercayakannya sebagai striker utama.

Baca Juga: Info Loker Terbaru: Pegadaian Buka Lowongan Kerja, Catat Tanggal Pendaftarannya

‘’Pembeda harus hadir ketika kita membuat membuat berita atas realitas dari berbagai sudut pandang,’’ kata kolumnis sepakbola di media online Suarabaru.id ini.

Dalam kesempatan itu, Amir juga membedah terkait disiplin verifikasi yang harus didilakukan wartawan dalam pencarian dan mengembangkan berita. Menurut Amir, tujuan berita dibuat untuk mendapatkan kepercayaan publik.

‘’Agar sebuah berita bisa dipercaya berita harus bisa dipertanggungjawabkan atau akuntabel. Berita yang akuntabel telah melewati disiplin verifikasi. Di sinilah kita akan mengenal cover both side, tabayyun (klarifikasi) serta check and richeck sebagai bagian dari proses verifikasi,’’ kata dosen jurnalistik di sejumlah perguruan tinggi itu.

Dia mengatakan, disiplin verifikasi itu sangat penting ketika wartawan menghadapi fakta di lapangan dan ingin mengembangkan berita. Jika ingin mengembangkan berita, langkah yang bisa ditempuh tentu menggali informasi dari otoritas yang terkait. Misalnya, ketika ada peristiwa kecelakaan lalu lintas tentu ada otoritas yang bisa ditemui seperti polisi, saksi, atapun pihak yang menyaksikan kejadian.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Cara Live Streaming di Shopee untuk Pemula

Gunakan Nurani

Salah satu tantangan terbesar wartawan di lapangan, adalah bagaimana menyikapi sebuah realitas yang ingin dijadikan berita. Alasannya, realitas bisa diartikan sebagai kejadian sesungguhnya dan realitas yang menjadi second hand karena adanya intervensi atau pengaruh, baik itu intervensi internal (pengambil kebijakan di redaksi dan pemodal perusahaan pers) maupun eksternal (penguasa, parpol, ormas).

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Rilis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah