Geger! Seorang Anak Korban Bully Depresi, Usai Dipaksa Menyetubuhi Kucing

21 Juli 2022, 16:15 WIB
Ilustrasi Anak Depresi/Geger! Seorang Anak Korban Bully Depresi, Usai Dipaksa Menyetubuhi Kucing /Yuni Astuti/Pexels

PORTAL PEKALONGAN - Ironis, seorang anak berusia 11 tahun murid kelas VI Sekolah Dasar di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat meninggal dunia diduga depresi setelah mengalami perundungan dari teman-temannya.

Anak itu dipaksa oleh teman-teman sebayanya untuk menyetubuhi kucing sambil direkam melalui ponsel dan mirisnya video tak senonoh tersebut disebarkan.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, mengatakan, awal kejadian tersebut diketahui melalui rekaman video di media sosial yang menyebar.

Baca Juga: Sedih! Siswi SMA di Batam Tewas Akibat Pohon Tumbang saat Cuaca Buruk

Sejak insiden tersebut korban tidak mau makan dan terlihat murung bahkan enggan keluar rumah.

"Korban diduga sempat mengalami dugaan perundungan, sampai depresi, dan akhirnya meninggal dunia. Bentuk perundungannya adegan tidak senonoh. Korban dipaksa dan diancam teman sepermainan nya," ujar Ato, Rabu 20 Juli 2022 dikutip dari Pikiran Rakyat

"Kedua orangtua korban masih belum stabil kondisi psikisnya. Oleh karena itu, kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologis, juga mungkin mendampingi dalam proses hukumnya," tambah Ato.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Sosok Habib Rizieq yang Bebas Hari Ini, Simak Biografi dan Profil Lengkapnya Disini

Sementara itu, Anak kedua dari pasangan Ad (41) dan Ti (39) sempat mengaku pada sang ibu, bahwa dia kerap dipukuli oleh teman-teman sepermainannya.

"Anak saya sering ngaku dipukul sama temannya. Tapi mungkin candaan. Anak saya mainnya jauh, Pak. Saya kan ada anak empat jadi susah ngawasinya. Saya juga hancur, Pak, pas lihat videonya," ungkat Ti.

Sang ibu tidak menyangka jika perundungan yang dialami putra keduanya membuat ia harus kehilangan putranya.

Baca Juga: Update Kasus Brigadir J: Polri Ungkap temukan CCTV Bukti Kasus Penembakan Brigadir J

"Kalau ke kami ngakunya sakit tenggorokan dimasukin air saja dimuntahin lagi. Kami bawa ke rumah sakit, tapi meninggal dunia," kata Ti dengan wajah sedih.

Menyikapi kasus tersebut, Panit Reskrim Polsek Singaparna Aipda Dwi santoso, mengaku belum menerima laporan soal kejadian tersebut.

Meski demikian, pihaknya segera ke lokasi guna melakukan pendalaman dan penyelidikan.

"Kami belum menerima laporan. Namun, anggota kami segera ke lokasi untuk proses pendalaman," ucap Dwi.***

 

 

Editor: Ali A

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler