Gus Yahya: Perguruan Tinggi NU Harus Mumpuni secara Spiritual dan Rohani

- 29 Oktober 2021, 16:25 WIB
Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat melantik Ahmad Zaini menjadi Rektor IAINU Tuban, Jawa Timur, Kamis 28 Oktober 2021.
Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat melantik Ahmad Zaini menjadi Rektor IAINU Tuban, Jawa Timur, Kamis 28 Oktober 2021. /Dok PBNU



PORTAL PEKALONGAN - Katib Aam PBNU, KH Yahya Staquf atau Gus Yahya mengingatkan agar semua perguruan tinggi di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) tidak hanya mengajarkan wacana-wacana intelektual.

Akan tetapi, Gus Yahya menekankan agar perguruan tinggi NU jangan sampai melupakan pengembangan sisi rohani bagi para mahasiswanya.

Gus Yahya menjelaskan, pesantren adalah lembaga pendidikan paling paripurna yang dimiliki umat Islam dan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Cocok Buat Anak Kos, Omelet Mie dengan Bahan Murah untuk Akhir Bulan

"Kita tidak boleh mengabaikan apalagi meninggalkan dimensi rohani dalam pendidikan anak-anak kita," kata Gus Yahya saat memberikan sambutan pada upacara pelantikan Ahmad Zaini sebagai Rektor Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban, Jawa Timur, Kamis 28 Oktober 2021.

Di dalam pesantren, lanjut Gus Yahya, diintegrasikan dimensi-dimensi kognitif dangan dimensi spiritual. Maka, santri bukan semata unggul secara akademis dan intelektual, namun juga mumpuni secara spiritual dan rohani.

"Dulu itu, nggak ada santri yang tidak 'sakti'. Kalau sudah jadi santri, hampir pasti juga sakti," jelas GUs Yahya.

Baca Juga: WAJIB TAHU! Inilah 5 Kebiasaan Buruk yang Dapat Sebabkan Masalah Jerawat, Salah Satunya Sering Bermain Ponsel

Ia menyebut KH Wahab Hasbullah, Rais Aam pertama PBNU sebagai contoh. Dikatakan Gus Yahya, selain masyhur sebagai akademisi paripurna, intelektual sejati, Kiai Wahab juga dikenal sebagai seorang pendekar pilih tanding di zamannya.

Istilah Pemisahan

Kenapa bisa lahir orang-orang sekaliber Kiai Wahab, lanjut kandidat Ketua Umum PBNU ini, sebab dari awal pendiriannya, pesantren tidak mengenal istilah pemisahan antara pendidikan berdimensi kognitif dengan dimensi spiritual.

Di situlah, lanjut Gus Yahya, terletak inti dan tujuan dari pendidikan yang sebenarnya.

Di situ jugalah, jelas Gus Yahya, muara semua ilmu pengetahuan. Yaitu, ujarnya, ilmu yang mendatangkan manfaat, bukan saja untuk dirinya, tetapi lebih dari itu juga berguna untuk masyarakat dan lingkungannya.

Baca Juga: Siap Arungi Liga 3 Jawa Tengah, Persip Pekalongan Launching Jersey dan Tim Laskar Kalong 2021

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: PBNU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah