Menkes: Fenomena Super Immunity di Indonesia Membantu Percepatan Transisi Endemi Covid 19

- 18 Mei 2022, 08:47 WIB
Ilustrasi - Menkes menjelaskan fenomena Super Immunity yang bantu percepatan Endemi Covid 19 Indonesia
Ilustrasi - Menkes menjelaskan fenomena Super Immunity yang bantu percepatan Endemi Covid 19 Indonesia /Pexels/Edward Jenner./

PORTAL PEKALONGAN - Sebuah fenomena Super Immunity terjadi di Indonesia, demikian hal ini disampaikan oleh Mentri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin. Hal ini memungkinkan percepatan Endemi Covid 19 akan berjalan baik.

Menkes mengatakan ada fenomena Super Immunity terbentuk di masyarakat Indonesia sehingga mendukung percepatan Endemi Covid 19.

Berikut detail Super Immunity yang dimaksud Menkes demi percepatan transisi Endemi Covid 19.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Kasus COVID-19 Makin Terkendali, Jokowi Izinkan Warga Tak Bermasker di Area Terbuka

Indonesia memberlakukan bertahap Endemi Covid 19. Menurut Menkes, masyarakat Indonesia lebih adaptif terhadap varian baru.

Saat ini, di beberapa negara seperti China, Amerika, Taiwan, dan Jepang angka infeksi Covid 19 naik kembali karena ada varian Omicron. Namun, mengamati Indonesia, situasinya berbeda.

Tak ada angka kenaikan signifikan di dalam negeri akibat varian baru Omicron ini. 

Budi menjelaskan, "Imunitas masyarakat Indonesia terhadap varian baru sudah lebih baik."

Baca Juga: Hoax! Kasus Viral Hepatitis Akut Adalah Efek Samping Vaksinasi Covid 19. Simak Penjelasan Para Pakar

Pemerintah dan lembaga Serosurvei mengukur kadar antibodi masyarakat yang berasal dari vaksinasi Covid 19. 

Pada survei pertama, Desember 2021 di Jawa-Bali, 93 persen masyarakat setempat sudah punya antibodi yang didapat dari vaksinasi, imunitas alami karena infeksi, atau kombinasi keduanya.

Surveri kedua, Mei 2022, didapat kesimpulan kadar antibodi masyarakat meningkat dari 93 persen menjadi 99,2 persen. 

Baca Juga: Sertifikat Peduli Lindungi Vaksinasi Covid-19 Diakui oleh Negara Anggota ASEAN dengan Standar Digital

Menkes menjelaskan itu karena adanya percepatan vaksinasi, dan juga penularan Omicron yang lebih tinggi dari Delta, sehingga banyak masyarkat yang tertular.

Budi menjelaskan situasi ini tidak hanya menyebabkan populasi yang memiliki antibodi lebih banyak, tetapi juga kadar antibodinya lebih tinggi.

Jika membandingkan titer Desember 2021 dengan Mei 2022, titer antibodi pada Maret 2022 di populasi yang sama adalah 7.000-8.000. Naik banyak jika dibandingkan kadarnya 500-600 pada Maret 2022.

Baca Juga: Menkominfo: Momen Mudik Lebaran Idul Fitri Menjadi Indikator Indonesia Berhasil Kendalikan Pandemi Covid-19

Maka, Budi menjelaskan fenomena Super Immunity terjadi di Indonesia karena faktor kombinasi program vaksinasi pemerintah dan imunitas alami karena infeksi Covid 19. Kadar antibodi tinggi dan bertahan lama.

Menkes menjelaskan kalau saat ini Indonesia sedang pada masa transisi menuju Endemi Covid 19. Masyarakat diperbolehkan buka masker di luar ruangan dan tempat terbuka yang tak padat orang.

Namun, masker masih dipakai ketika beraktivitas di ruangan tertutup, transportasi publik, serta populasi rentan seperti lansia, ibu hamil, anak yang belum divaksinasi, dan lainnya. 

Baca Juga: Apakah Ada Hubungan Covid 19 dengan Hepatitis Akut yang Masih Misterius Ini? Simak Pendapat Ahli

Masyarakat yang bergejala demam, batuk, pilek dan lainnya juga wajib pakai masker. 

Aturan perjalanan luar negeri pun menjadi longgar karena pemerintah sudah tak memberlakukan pemeriksaan PCR atau antigen sesuai syaratnya.

Demikian, Menkes menjelaskan fenomena Super Immunity Indonesia yang tidak bisa sehingga bisa mendukung percepatan Endemi Covid 19.***

Editor: Sumarsi

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x