Baca Juga: PBB Angkat Bicara: Pandemi Covid 19 Berpotensi Buruk Pada HAM di Korea Utara
“Di situ, keduanya ketemu dengan seseorang yang mengajaknya mampir ke rumahnya,” kata Sudirman.
Orang itu menjamu kedua mahasiswa dengan ramah hingga memberi beragam makanan menggiurkan. Saat mahasiswa KKN bertanya nama desa tempat mereka berada, orang itu menjawab bahwa ini adalah Desa Penari.
Selanjutnya, karena hari sudah sore, kedua mahasiswa pamit pulang. Saat pulang, keduanya diberi bingkisan bagus dibungkus kertas koran yang kemudian diterima dan disimpan di dalam tas.
Keduanya langsung pulang ke Rowo Bayu dan bertemu dengan teman-temannya di sebuah tempat di bawah tiang bendera ada bangunan bundaran.
Saat ditanya kawan-kawannya baru dari mana, kedua mahasiswa itu menjawab baru dari sebuah desa bernama Desa Penari.
Baca Juga: 3 Minggu Turun 18 kg? Ikuti Tips Menurunkan Berat Badan Ala dr. Zaidul Akbar
“Teman-temannya lalu protes tidak percaya karena di sana tidak ada desa,” jelas Sudirman.
Tetapi dua mahasiswa itu ngotot bahwa ada yang disebut Desa Penari. Untuk membuktikannya, mereka coba memperlihatkan bingkisan yang diberi oleh orang yang dijumpai tadi.
Namun semuanya dibuat terkejut setelah bingkisan tersebut dibuka, ternyata isinya bukan makanan melainkan kepala seekor kera yang baru saja dipotong.