PORTAL PEKALONGAN – Kerusuhan stadion Kanjuruhan menyisakan duka. Tembakan gas air mata diduga menjadi penyebab kericuhan usai pertandingan Liga 1 antara Arema FC dengan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, kabupaten Malang.
Kerusuhan yang terjadi di Stadon Kanjuruhan menelan korban lebih dari 100 orang, Sabtu 1 Oktober 2022.
Akun media sosial Intagram Kepolisian resort Malang langsung diserbu nitizen atas kejadian tersebut.
Akun@polresmalang_polisiadem menjadi sasaran kekesalan warga net lantaran kericuhan seusai pertandingan disinyalir akibat tembakan gas air mata ke tribun penonton.
Para saksi menyesalkan penembakan gas air mata ke arah tribun penonton dengan alasan penonton penuh dan banyak wanita hingga anak-anak.
"Tribun gak ngapa-ngapain kenapa ditembak gas air mata? Itu yang buat kita marah dan gak terima. Disitu padat banyak wanita dan anak kecil," tulis akun Instagram @ra.***.
"Ngawur sampeyan pak, kok isone nembak gas air mata. Padahal aturan FIFA melarang penggunaan gas air mata di stadion. Mosok lali kejadian 2018? Tolong tanggung jawab," sahut akun @adri
Sementara dalam akun lain menuliskan