"Banyak korban bukan karena ikut membuat kericuhan tapi masih tertahan di stadion dikarenakan penuh sesak untuk keluar dari stadion dengan gas air mata itu yang membuat suasana menjadi mengkhawatirkan. dikarenakan korban seperti wanita dan anak kecil terkena imbasnya," tulis akun lainnya
Berdasarkan informasi yang dihimpun Portalpekalongan.com puluhan korban akibat insiden tersebut. Termasuk anggota kepolisian.
Kedua korban masing-masing bernama Brigadir Andik dan Briptu Fajar yang merupakan anggota Polres Trenggalek saat bertugas
Penutur penonton yang menyaksikan ada juga suporter yang meninggal dunia.
"Kalau di stadion di depan saya ada dua meninggal, lalu di dekat ruang presscon juga ada dua. Masih bocah-bocah," tuturnya.
Sementara itu, dilaporkan puluhan jenazah Aremania yang dilaporkan tewas dievakuasi ke sejumlah rumah sakit yang ada di Malang. Seperti di RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada dan RS Teja Husada.
Baca Juga: Kecelakaan Lalu Lintas Bukan Saja Faktor Manusia tapi Faktor Alam
Selain korban dari penonton, korban juga berjatuhan dari polisi. Meski begitu, suasana ramai dan kepanikan terus terjadi di RS Wava Husada, Kabupaten Malang hingga Minggu 2 Oktober 2022 dini hari ini. Terlihat puluhan korban terus berdatangan.
Namun hingga berita ini diunggah belum ada pernyataan resmi pihak kepolisian dan panitia penyelenggara Arema FC terkait tragedi Stadion Kanjuruhan.
Demikin informasi Kerusuhan Stadion Panjuruhan tembakan gas air mata pemicu banyaknya korban berjatuhan.***