Menurut BMKG, patahan ini bisa menyebabkan gempa berkekuatan sekitar 6,8 hingga 7 Skala ritcher.
Sesar Lembang sendiri terbagi menjadi dua Segmen (bagian), yakni Segmen barat dan Segmen timur sehingga gempa yang diakibatkan memiliki skala yang berbeda-beda.
Pergerakkan Sesar Lembang mencapai 3 milimeter/tahun.
Akan tetapi, segmen-segmennya memiliki pergerakan tersendiri sehingga pergerakkan Sesar Lembang tidak Sempurna.
Meski begitu, kecepatan pergerakan Sesar Lembang selalu berubah-ubah.
Hipotesis 1
Terbentuknya Patahan Lembang diduga terbentuk akibat ekstruksi magma ke permukaan bumi yang mengisi suatu lembah.
Dengan adanya gaya tektonik yang bersifat konvergen, tumbukan lempeng tersebut mengakibatkan terangkatnya sebagian lembah tersebut sehingga membentuk susunan tebing yang curam.
Hipotesis 2
Patahan Lembang diduga terbentuk akibat adanya aliran magma akibat letusan gunung Tangkuban Parahu yang mengisi lembah aliran magma akibat adanya gaya tektonik, terjadi pengangkatan sebagian lembah tersebut membentuk susunan tebing yang menjulang dan memanjang tersebut.
Kedua Hipotesis ini diperkuat dengan litologi dari patahan lembang tersebut yang tersusun atas batuan beku.
Batuan beku merupakan batuan yang hanya terbentuk akibat proses pendinginan magma sehingga hipotesis mengenai magma yang mengisi suatu lembah, terangkat, dan membentuk patahan lembang merupakan hipotesis yang dapat diterima sampai saat ini.