Prof Ahmad Rofiq: Ramadhan Bulan Persaudaraan Sejati

- 11 Maret 2024, 10:55 WIB
Prof Ahmad Rofiq: Ramadhan Bulan Persaudaraan Sejati
Prof Ahmad Rofiq: Ramadhan Bulan Persaudaraan Sejati /Ayu Aprilia Ningsih/

PORTAL PEKALONGAN.COM - Selamat menjalankan ibadah puasa bagi Saudara-saudara saya warga Muhammadiyah yang hari ini sudah memulai puasa Ramadhan. Sementara warga NU dan Pemerintah menetapkan melalui sidang itsbat, 1 Ramadhan 1445 H adalah Selasa, 12 Maret 2024 M. Karena masing-masing mengikuti keyakinan keagamaannya masing-masing, maka ini bisa dijadikan modal bahwa sesama warga Muslim, kita sudah terbiasa dengan perbedaan pendapat dan amaliyah keagamaan. Akan tetapi terkait dengan penetapan 1 Ramadhan, ini terjadi tarik menarik pendapat, yang masuk wilayah ijtihadiyah.

Muhammadiyah sendiri, pada awalnya menggunakan rukyah (bil fi’li). Ini bisa didapatkan dalam”Himpunan Putusan Madjlis Tardjih Muhammadijah” atau “Muqarrarat Majlis al-Tarjih” ditanfidzkan dan diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadijah, hlm. 293 poin 11, yang terdapat teks bahasa Arab dan bahasa Indonesianya. Teks lengkapnya adalah sebagai berikut:

“Masalah hisab dan ru’jat. Berpuasa dan ‘Id Fithrah itu dengan ru’jat. Menilik hadits jang diriwajatkan oleh Buchari bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Berpuasalah karena melihat tanggal dan berbukalah karena melihatnja, maka bilamana kamu terhalang awan maka sempurnakan bilangan bulan Sja’ban tiga puluh”. Dan Firman Allah Ta’ala: “Diaah jang membuat matahari bersinar dan bulan bertjahaja serta menentukan manazil-2-nja agar kamu sekalian mengerti bilangan tahun dan hisab” (Qur’an surat Junus ajat 5). Jang mu’tabar djika sesuatu hisab menetapkan bahwa nanti malam belum wudjud, atau sudah wudjud tetapi tidak imkan ru’jatnya, dan pada malam itu ada orang jang melihatnja, oleh Madjlis Tardjih diputuskan: “Ru’jatlah jang mu’tabar”.   

Baca Juga: Prof Ahmad Rofiq: Pemahaman Pancasila bagi Kaum Milenial Sangat Diperlukan

Kutipan di atas sengaja saya kutip utuh dengan bahasa aslinya, sebelum ada perubahan ejaan dalam bahasa Indonesia. Tentu tulisan ini tidak hendak membahas soal filosofi dan alasan mengapa kemudian PP. Muhammadiyah berpindah kepada Hisab (saja), dan bahkan ada himbauan oleh Sekjen, supaya Kementerian Agama RI tidak menggelar sidang itsbat, alasannya karena menghabiskan biaya. Ini mengingatkan suatu kaidah yang diformulasikan oleh para Ulama: “Man lam yasyumma raihata l-khilaf lam yasyumma raihata l-fiqh” artinya “barang siapa tidak bisa mencium aroma perbedaan perndapat, maka ia tidak bisa mencium arima fiqh”.

Jika dugderan, dandangan, atau aneka tradisi yang bernuansa religius, masih dirawat di berbagai daerah, bahkan di Masjid Agung Jawa Tengah menjadi tempat seremonial tradisi dugderan, yang dirawat oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Semarang, dan para Ulama dan Sesepuh Jawa Tengah melalui trimitra Masjid Agung Jawa Tengah, Masjid Agung Semarang, dan Masjid Raya Baiturrahman Semarang.  

Oleh karena itu, perbedaan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha, jika memang ketinggian hilal pada saat terjadi ijtima’ atau conjungsi, hilang masih kurang dari 3 derajat --menurut kesepakatan MABIMS dengan sudut elonasi 6,4 derajat, adalah hal yang biasa, dan boleh jadi akan terus terjadi sampai hari kiamat. Kadang-kadang saya berpikir, boleh jadi perbedaan metode penetapan awal bulan Qamariyah, itu didisain oleh Sang Khaliq sebagai salah satu instrumen atau wasilah untuk menguji seberapa besar masing-masing warga negara Indonesia memiliki tali dan perekat persaudaraan yang sejati.   

Baca Juga: Prof Ahmad Rofiq: ISMI Diharapkan Bisa Ciptakan Ekosistem Bisnis dan Saudagar Emas 2045

Selain itu, di dalam keberagamaan, kiranya tidak seharusnya masing-masing kelompok atau warga, meu memonopoli kebenaran. Karena masing-masing memiliki kaidah pemahaman atau manhaj/metode pemahaman agama yang berbeda, meskipun sumber dan dasarnya sama yakni Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw. Praktik keagamaan yang kadang berbeda, ini sudah diijinkan dan ditoleransi oleh Rasulullah saw.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x