PORTAL PEKALONGAN - GUNUNGKIDUL - YOGYAKARTA - Diawali dengan rapat Gabungan PWNU DIY, akhirnya dikirim tim untuk bertemu dan berdialog dengan tujuan pembinaan kepada Imam Masjid Aolia KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau lebih akrab dipanggil Mbah Benu.
Sebagaimana dilansir dari ANTARA, Ketua PWNU DIY Ahmad Zuhdi Muhdlor mengatakan dikirimkannya surat tersebut dimaksudkan untuk mengajak dialog pimpinan jemaah Aolia yang akrab dipanggil Mbah Benu.
"Kedatangan kita (tim) sambil juga untuk dialog, ada sesuatu yang harus diluruskan," kata dia, dalam keterangannya, Minggu (7/4/2024). Tujuan surat yang bersisi ajakan dialog itu juga sebagai upaya PWNU DIY untuk mencegah terjadinya persekusi di masyarakat.
Baca Juga: Nasi Uduk Simple dengan Kobe: Resep Cepat dan Mudah
Berikut ini reportase yang disampaikan salah satu anggota tim, Kiai Fajar Abdul Bashir, sebagaimana sudah dishare di grup-grup WA dan medsos.
Hasil Silaturrahim dengan Mbah Ibnu Hajar (Mbah Benu)
Alhamdulillah, sekitar jam 11.00 WIB kami bersama tim telah selesai bersikaturrahim kepada Mbah Ibnu Hajar (Mbah benu). Hasilnya demikian :
1. Bahwa Mbah Ibnu Hajar telah menjelaskan penentuan awal dan akhir Ramadhan memakai metodologi "kontak" batin dengan Allah.
Baca Juga: Mengapa Doctor Prisoner Layak untuk Ditonton: Kombinasi Drama Medis dan Kejahatan
2. "Kontak" batin itu kemudian dia menyebutkan sebagai derajad wusul ilallah. Wusul ilallah yg difahami Mbah Ibnu Hajar adalah bisa berkomunikasi dengan Allah.