Kerusuhan Malang! 127 Orang Tewas, 2 di Antaranya Anggota Polri, 180 Orang Lebih Masih Dirawat di Rumah Sakit

- 2 Oktober 2022, 08:26 WIB
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Niico Afinta memberikan keterangan pers di Polres Malang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu 2 Oktober 2022.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Niico Afinta memberikan keterangan pers di Polres Malang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu 2 Oktober 2022. /ANTARA/Vicki Febrianto/

 

 

PORTAL PEKALONGAN - Update informasi tragedi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktobr 2022 malam, korban kerusuhan mencapai 127 orang tewas, dua di antaranya adalah anggota Polri.

Update informasi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, itu disampaikan oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam konferensi pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu 2 Oktober 2022 pagi.

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," ungkap Nico, dilansir Portalpekalongan.com dari Antaranews.com, Minggu 2 Oktober 2022.

Baca Juga: Mulai Oktober Harga BBM Vivo Turun, Harga Revvo RON 92 dan Revvo 95 Setara Pertamax, Cek Info Selengkapnya

Dijelaskan, dari 127 orang tewas korban kerusuhan, sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Menurut Niko, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang mengalami luka-luka masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.

Selain korban tewas dan luka-luka, tercatat sebanyak 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," imbuh Nico.

Baca Juga: Kronologi Kerusuhan Kanjuruhan Malang: Kata-Kata Makian, Amarah, Batu, Batako, Besi, dan Bambu Berterbangan

Nico menambahkan, pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Malang tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

Baca Juga: 100 Orang Lebih Tewas, Update Kerusuhan Arema FC vs Persebaya, Tragedi Kanjuran Malang Terbesar di Dunia?

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.

Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi.

Diketahui, kerusuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 untuk kemenangan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober 2022.

Baca Juga: Link Twibbon Hari Batik Nasional Minggu 2 Oktober 2022, Wujud Nyata Cinta Budaya Indonesia

Kekalahan itu membuat sebagian supoter tim berjuluk Singo Edan itu benar-benar menggila melakukan aksi anarkis yang menyebabkan kerusuhan di dalam stadion.***

Editor: Arbian T

Sumber: Antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah