Sempat Heboh, Uang Zakat Baznas untuk PKL Diwadahi Amplop Bertuliskan Nama Bupati Karanganyar

22 Juli 2021, 15:32 WIB
Para pedagang kaki lima (PKL) secara bergiliran mengambil bantuan sosial dana zakat Baznas Karanganyar di aula Disdagnakertrans. (Portal Pekalongan) /

 

Portal Pekalongan - Sempat heboh. Penyaluran zakat Baznas Karanganyar Rp300 ribu/Pedagang Kaki Lima (PKL) terdampak pandemi, berbuntu. Pasalnya uang zakat itu diwadahi amplop bertuliskan nama Bupati Karanganyar Juliatmono.

Entah sengaja atau tidak, penyaluran zakat Baznas ke PKL terdampak pandemi, sempat heboh. Pasalnya uang Rp300 ribu dana zakat Baznas itu diwadahi amplop bertuliskan nama Bupati Karanganyar Juliatmono.

Amplop bertuliskan nama Bupati Karanganyar Juliatmono yang dijadikan wadah uang zakat Rp300 ribu dari Baznas ke PKL terdampak pandemi, sempat heboh dan berbuntut protes masyarakat.

Baca Juga: Isu Plagiat Lagu Butter BTS, Langsung Dibantah Komposer Jepang ‘Monster in My Pocket’

Ketua Baznas Karanganyar KH Hafidzi mengatakan, saat Disdagnakertrans mengajukan bantuan sosial itu, pihaknya hanya meminta daftar nama dan alamat. Saat itu ada ajuan jumlah PKL yang mendapat bantuan sebanyak 840 orang.

‘’Kami tentu memberikan sesuai daftar nama saja dan tidak memerinci. Secara teknis itu urusan Disdagnakertrans. Saya menyerahkan sepenuhnya. Dan yang penting karena itu dana umat, dari pertimbangan Baznas Pusat, memang boleh untuk membantu covid yang sudah jadi bencana nasional,’’ kata dia, Kamis 22 Juli 2021.

Ketika itu menjadi masalah karena menimbulkan protes sebab uang bantuan itu diwadahi amplop yang ada nama Bupati Katranganyar Juliatmono, Baznas hanya bisa meminta keterangan dari kepala Disdagnakertrans.

Baca Juga: Dapat Bantuan 380 Ton Beras, Kapolda Jateng Instruksikan Para Kapolres Segera Bagikan Bansos

Kepala Disdagnakertrans Martadi mengakui teledor soal itu. Dia memang tidak mengecek secara tuntas karena mengurusi banyak tugas terkait pandemi. Karena itu jika akhirnya timbul masalah dia mengaku itu kesalahan yang manusiawi.

‘’Begitu mendengar ada protes dari masyarakat karena amplop bantuan ada nama Bupati dan istri, saya langsung menyetop. Waktu itu baru 200-an dari 840 penerima. Dan saya minta amplop diganti yang polos saja biar tidak menimbulkan masalah,’’ kata dia.

Amplop yang dipakai itu memang asal comot dari staf dia yang mewadahi uang bantuan itu. Amplopnya kebetulan amplop untuk njagong Bupati. Karena itu ada tulisannya nama bupati dan istri.

Kalau saja amplop itu bertuliskan nama bupati saja sebetulnya tidak masalah. Sebab, bupati penanggungjawab pemerintahan di Karanganyar. Karena ada nama ibu bupati, sehingga bermasalah.

Baca Juga: Ustaz Yusuf Sakit Butuh Transfusi Darah Yang Datang Rombongan dan Semua Hafal Aquran

Sekali lagi Martadi minta maaf sebab teledor. Dan seharusnya dari awal dia mengecek. Hanya karena pekerjaan itu sudah pernah dilaksanakan, dia menganggap biasa. Namun kini semua sudah berjalan biasa dan amplop yang dipakai polosan.

"Saya akui itu. Namun semua tetap sesuai prosedur karena jumlah yang diberikan tetap Rp300 ribu/orang, artinya dana itu sesuai. Kalau dikurangi jelas korupsi, dan itu salah. Tapi kan tidak, hanya amplopnya yang keliru. Harap maklum."***

Editor: Ali A

Sumber: Portal Pekalongan

Tags

Terkini

Terpopuler