PORTAL PEKALONGAN - UAS atau Ustadz Abdul Somad berikan penjelasan terkait niat salat.
Hal itu dikarenakan niat sebagai pertimbangan balasan amaliah seseorang.
Apabila niatnya benar, maka ibadah yang dilakukan juga benar dan akan mendapatkan ganjaran kebaikan.
Sebagaimana hadits masyhur yang mengatakan bahwa amal itu tergantung dari niatnya.
Baca Juga: Gus Baha: Keutamaan Bekerja, Pahalanya Amat Besar jika Diniati Ini...
Derajat niat dalam ibadah salat termasuk tinggi karena menjadi satu di antara 17 rukun salat.
Ustadz Abdul Somad, seperti yang dikutip Portal Pekalongan dari Channel Guti Snapback, mengatakan ada dua cara berniat untuk sholat.
"Tiga mazhab, Hanafi, Maliki, Hambali, niatnya sebelum takbir," ujar UAS.
Baca Juga: Lesti Kejora Kumpulkan Dana untuk Cianjur, 24 Jam Terkumpul Rp100 Juta, Kini Tembus Rp300 Juta
Ketiga mazhab yang disebutkan tadi berpendapat bahwa niat dilakukan saat sebelum takbir.
Jika dilihat orang-orang saat akan memulai salat, bila ia bertakbir secara ringkas atau pendek, boleh jadi penganut satu di antara tiga mazhab tersebut.
Dikarenakan niatnya sebelum takbir, maka lafal takbiratul ihramnya bisa lebih pendek.
"Kalau berniat di dalam takbir, Mazhab Syafii," lanjutnya.
Baca Juga: UNIK! HGN 2022, Orang Tua Hadiahi Sayur dan Buah kepada Para Guru SD Sugihan 3 Tengaran Salatiga
Sedangkan Mazhab Syafii memahami bahwa niat salat itu berbarengan dengan lafal takbir.
"Saya niat dalam takbir, makanya panjang takbir saya," kata UAS.
Oleh karena itu, jika melihat orang-orang sholat dengan memanjangkan takbir, tidak perlu heran atau terusik.
Boleh jadi orang tersebut memahami sholat dengan cara mazhab Syafii.
Baca Juga: FIFA Ubah Aturan Piala Dunia 2022, Atribut LGBT Diperbolehkan di Qatar
Dalam mazhab Syafii, niat itu bersamaan dengan gerakan.
Awal mula salat ditandai dengan takbiratul ihram dan mengangkat kedua tangan, di saat itulah niat salat dihadirkan di dalam hari.***