Wahai Para Guru, Menulislah! Mudah Kok, Caranya Gampang, Simak Artikel di bawah Ini

- 18 Juli 2021, 06:07 WIB
Agus Priyadi SPdI, aktivis kegiatan sosial keagamaan, pegiat literasi, anggota BPD Desa Danaraja, dan pengasuh Jam`iyyah Kenduri Ruhani Banjarnegara, Jateng
Agus Priyadi SPdI, aktivis kegiatan sosial keagamaan, pegiat literasi, anggota BPD Desa Danaraja, dan pengasuh Jam`iyyah Kenduri Ruhani Banjarnegara, Jateng /

Portal Pekalongan - Menulis adalah aktivitas yang menyenangkan. Pasalnya, dalam kegiatan tersebut seseorang penulis dapat menuangkan imajinasinya dengan bebas kesana-kemari tanpa ada yang menghalang-halangi.

Ya seorang penulis bisa dapat menuangkan imajinasinya, menulisdengan bebas kesana-kemari tanpa ada yang menghalang-halangi. Sehingga bisa dikatakan menulis itu aktivitas yang menyenangkan.

Penulis juga dapat mencurahkan isi hati dan pikirannya, menulis tanpa ada yang menekan dan membatasinya. Semuanya bebas dituangkan dalam tulisan hingga tetes terakhir.  

Baca Juga: Satgas Madago Raya Kontak Tembak dengan Kelompok MIT, 1 DPO Tewas


Menurut Agus Priyadi SPdI, aktivis kegiatan sosial keagamaan, pegiat literasi, anggota BPD Desa Danaraja, dan pengasuh Jam`iyyah Kenduri Ruhani Banjarnegara, Jateng ini, menulis bukanlah sekadar merangkai huruf menjadi kata. Merangkai kata menjadi kalimat dan menyusun kalimat menjadi teks atau wacana.

Lebih dari itu. Menulis adalah kegiatan menuangkan gagasan atau ide dan perasaan dalam bentuk tulisan (teks).

Berangkat dari pengertian tersebut, menulis dapat dikatakan mudah. Menulis pada dasarnya sama dengan berkata-kata. Hanya saja media yang digunakan berbeda. Bila berbicara menggunakan lisan (verbal), sedangkan menulis menggunakan tulisan.

Meskipun demikian, dalam prakteknya orang merasa lebih mudah menyampaikan pesan melalui verbal dari pada tulisan. Hal ini bukan hanya pada orang awam, namun juga pada orang terpelajar sekalipun.

Menulis ternyata membutuhkan keahlian, ketekunan, kecermatan dan penguasaan teknik. Menulis juga membutuhkan pikiran fokus dan keluasan wawasan. Tulisan yang berbobot atau tidak salah satunya terlihat dari pemakaian kosa kata yang digunakan, keluasan wawasan dan pengetahuan.

Semakin luas wawasan seseorang, ditambah dengan penguasaan keilmuan yang dalam, semakin berbobot pula tulisan tersebut. Begitu pula sebaliknya, orang yang wawasannya sempit dan kadar keilmuannya kuang, hasil tulisannya pun terasa dangkal dan kurang “menggigit”.

Halaman:

Editor: Ali A


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x