Porseni RA, BA, DA, TA Banjarnegara, Ajang Pembentukan Karakter Bukan Ego Guru Semata

22 Mei 2022, 07:47 WIB
Porseni Ajang pembentukan karakter bukan ego guru semata /Dokumen pribadi

PORTAL PEKALONGAN – Porseni (Pekan Olah Raga dan Seni) tingkat Taman Kanak-kanak sekecamatan Banjarnegara dengan tema Kita Junjung Sportivitas menuju Raudhatul Athfal (RA), Bustanul Athfal (BA), Darul Athfal (DA) dan Tarbiyatul Athfal (TA) yang berkualitas digelar Sabtu, 21 Mei 2022.

Porseni ini diadakan di gedung RA Aisyiyah Banjarnegara dengan jumlah peserta 19 kontingen dan 840 peserta dari siswa, guru dan wali murid.

Acara Porseni dibuka oleh Vijanti Marjuki selaku pengawas di Banjarnegara dengan sangat meriah dan lancar.

Baca Juga: Profil Rektor UGM Terbaru: Profesor Ova Emilia Seorang Dokter Spesialis dan Penulis Buku

Lomba yang dipertandingkan pada saat ini ada 5 cabang lomba, lomba adzan, sholat berjamaah,  paduan suara Mars RA, Menggambar dan Ninja Kid. Cabang lomba ini dipilih untuk mewakili olah raga dan seni.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangun silaturrahmi yang selama ini terputus karena kondisi pandemi, memunculkan bakat, minat dan kreativitas siswa dalam bidang olah raga dan seni khususnya seni Islami, serta mengukur hasil pembelajaran guru.

“Selain itu kita ingin mengetahui bagaimana pembentukan karakter yang dihasilkan. Jadi bukan  untuk sekedar menang dan guru yang bangga. Namun lebih fokus bagaimana siswa mengolah pikiran, jiwa dan rasa dalam sebuah pertandingan, “ jelasnya.

Hal senada dibenarkan oleh ketua panitia Murhati Kurniasih, anak-anak diusia dini kalau bertanding masih belum mandiri. Kadang ada yang masih minta ditunggu, menangis bahkan mogok. Ini merupakan tantangan bagi wali murid dan guru. Bagaimana mengkondisikan mental anak agar bisa mau dan maju untuk bertanding tanpa adanya paksaan.

“Jangan paksa anak dalam kondisi yang demikian. Memang nanti tidak baik untuk perkembangan mereka kelak,” ungkapnya lagi.

Baca Juga: Jokowi Umumkan Tanpa Masker di Luar Ruangan, Kecuali...

Vijanti juga menandaskan bahwa pembentukan karakter menjadi prioritas utama dalam even ini. Jangan sampai ada unsur pemaksaan untuk menang apalagi anak diajari dengan sebuah kecurangan.

“Kadang guru juga mentargetkan untuk menang dalam sebuah pertandingan. Padahal bukan itu target yang sesungguhnya. Indikator capaian lulus Taman Kanak-kanak adalah siswa bisa mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Ego guru harus disingkirkan terlebih dahulu, “ ungkapnya dengan semangat.

Dewan juri dipilih juga sesuai kualifikasi bidang masing-masing. Hasil lomba juga diumumkan disertai dengan masukan dewan juri untuk perbaikan di even yang akan datang. Untuk juara umum diraih oleh RA Al Fatah Sokayasa.

Selamat kepada para pemenenag dan semoga ajang ini bisa untuk membentuk karakter anak menjadi lebih baik dengan mengesampingkan ego guru semata.***

Editor: Sumarsi

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler