Pemahaman Moderasi Beragama terhadap Guru Pendidikan Agama se Jateng, Ini Kata Multazam Ahmad

- 11 November 2023, 21:25 WIB
Dari kiri: Dr Ahsan, Sekretaris Pendidikan Kota Semarang, Dr Multazam Ahmad MA juga Kadiknas Provinsi Jateng, Dr Uswatun Hasanah, Asisten I Provinsi Jateng Dra Ema Rachmawati MHum, dan Dr Heri Nugroho, Ketua AGPAI Jateng.
Dari kiri: Dr Ahsan, Sekretaris Pendidikan Kota Semarang, Dr Multazam Ahmad MA juga Kadiknas Provinsi Jateng, Dr Uswatun Hasanah, Asisten I Provinsi Jateng Dra Ema Rachmawati MHum, dan Dr Heri Nugroho, Ketua AGPAI Jateng. /Ali A/

PORTALPEKALONGAN.COM - SEMARANG - Sekretaris MUI Jawa Tengah Dr H Multazam Ahmad MA menyatakan bahwa perlunya pemahaman moderasi beragama terhadap para guru pendidikan agama SMA dan SMK se Jateng.

"Hal ini penting agar para guru pendidikan agama bisa menyampaikan kepada para siswanya terkait moderasi beragama. Kalau para siswa tidak paham tentang moderasi beragama akan muncul gesekan atau friksi atau konflik sosial yang sebenarnya tidak perlu terjadi," kata Multazam, dosen FBS Unnes dan dosen Pascasarajan Unnes dalam acara Peningkatan masyarakat sipil dalam menyelesaikan konflik sosial yang diadakan oleh Kesbangpol Provinsi Jateng, di Gedung PKK Provinsi Jateng di Ungaran, Sabtu, 11 November 2023.

Peserta kegiatan itu seluruh guru PAI dari SMA dan SMK se Jateng. Tampil sebagai pemateri selain Dr Multazam Ahmad MA juga Kadiknas Provinsi Jateng Dr Uswatun Hasanah, Asisten I Provinsi Jateng Dra Ema Rachmawati MHum, Dr Ahsan, Sekretaris Pendidikan Kota Semarang, dan Dr Heri Nugroho, Ketua AGPAI Jateng.

Baca Juga: Bertamu ke Saudagar Kaya yang Kikir, Sunan Gresik Bisa Mengubah Beras Menjadi Pasir

Multazam lebih jauh menyatakan, bahwa Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari suku, ras dan agama, yang berbeda-beda sehingga diperlukan toleransi dalam memahami semua perbedaan yang ada, begitu juga pada lembaga pendidikan kultur warganya juga beraneka ragam.

"Oleh sebab itu moderasi beragama sangat tepat sekali diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama pada masyarakat yang multikultural. Moderasi beragama sebagai jalan tengah dalam mengadapi perbedaan baik kelompok ekstrem maupun fundamental," katanya.

Untuk menerapkan moderasi beragama dimasyarakat multikultural yang perlu dilakukan adalah; menjadikan lembaga pendidikan sebagai basis laboratorium moderasi beragama dan melakukan pendekatan sosio-religius dalam beragama dan bernegara.

Baca Juga: Fakultas Psikologi Undip Kuatkan Kolaborasi Internasional Lewat QS Higher Education Summit: Asia Pacific 2023

Menurut Multazam, toleransi ini sangat penting di tengah kemajemukan kehidupan masyarakat kita. Dan ke-Bhinneka-an inilah menjadi paras nyata yang tidak terbantahkan dan harus mampu dikelola secara baik. Ketika keberagaman sebagai fitrah manusia itu mampu dikelola dengan baik, maka akan menjadi satu kekuatan hebat.

"Sebaliknya, kalau keberagaman itu tidak ter-manage dengan baik, maka berpotensi akan merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan ber-negara. Disinilah pentingnya para Alim Ulama dan Pemuka Agama yang dituntut untuk terus memberikan kesejukan bagi Indonesia. Moderasi dalam beragama perlu terus dikembangkan di Indonesia dan Jawa Tengah khususnya sebagai konsepsi yang dapat membangun sikap toleran dan rukun guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa."

Para tokoh agama memiliki peran strategis bagi umat dalam menggerakkan moderasi beragama untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

Baca Juga: Comeback! aespa Resmi Rilis Mini Album Drama yang Bernuansa Film Laga


Oleh sebab itu, tugas penguatan kerukunan umat beragama di samping dilakukan oleh pemerintah, juga harus dilakukan oleh para tokoh agama. Para tokoh agama mampu menjadi jembatan strategis bagi umat untuk menggerakkan moderasi beragama ini, baik dalam keyakinan dan pemahaman keagamaan maupun tindakan konkret dalam melakukan pencegahan, mediasi, dan penyelesaian konflik antar umat beragama.

Peran ulama dalam konteks ini dapat membantu mengomunikasikan secara efektif kepada masyarakat terkait moderasi agama dan membumikan Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Islam yang penuh kasih sayang, toleransi dan cinta kasih. Manfaatkan kekuatan kemajuan teknologi informasi yang ada untuk berdakwah. Medsos bisa menjadi media dakwah yang efektif dan menjangkau masyarakat secara luas, khususnya generasi millenial.

Baca Juga: Erick Thohir Janjikan Pembukaan Piala Dunia U-17 yang Membanggakan, Walau Cuma 10 Menit

"Mari kita berjihad. Jihad kita hari ini adalah jihad berjuang menegakkan kebenaran, menjaga kerukunan, persatuan kesatuan, menenun benang kain kebersamaan, serta menguatkan jalinan ikatan persaudaraan dan kegotong royongan. Jihad kita hari ini adalah tabayyun ketika mendapati informasi yang belum jelas kebenarannnya, menyebarkan ujaran kebaikan dan melawan berita kebohongan. Serta jihad untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan pengangguran serta mewujudkan kesejahteraan."***

Editor: Ali A

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x