Batik Dipokrista Karya Kolaborasi Undip, UKSW dan Batik Nilo Tirto Surakarta Kedepankan Prinsip Green Economy

- 30 November 2023, 19:08 WIB
Rektor Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum bersama tim batik
Rektor Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum bersama tim batik /Ali A/

PORTALPEKALONGAN.COM - SEMARANG - Undip Semarang mengembangkan Batik Dipokrista. Yakni sebuah brand yang sedang dikembangkan, khususnya pada dunia mode dan seni budaya yaitu batik inovasi matematika berbasis konsep kristalografi.

Batik Dipokrista yang dilauching belum lama ini, dikembangkan melalui kegiatan Matching Fund Kedaireka antara Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Undip yang bekerja sama dengan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan Batik Nilo Tirto Surakarta.

Ketua Tim Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. (Dekan FSM Undip); anggota tim Dr. Drs. Kartono, M.Si. (Dosen Departemen Matematika FSM Undip); Dr. Hanna Arini Parhusip (Dosen Departemen Matematika USKW); Prof. Adi Darmawan, M.Si., Ph.D. (Dosen dept. Kimia FSM Undip); Dr. Ir. Arianti Ina Restiani H, M.Si. (lembaga Riset UKSW); Satriyo Adhy, M.T. (Dosen Departemen Informatika FSM Undip); dan Dwi Cahyo Utomo, Ph.D. (Dosen FEB Undip). Kegiatan ini melibatkan 40 (empat puluh) orang mahasiswa dari berbagai fakultas sebagai implementasi dari kegiatan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).

Baca Juga: 21 PTN BH Turut Hadir dalam Sidang Paripurna MSA PTN-BH di Undip, Ternyata Ini yang Dibahas

Motif Batik Dipokrista dihasilkan dengan menggabungkan seni dan matematika. Sementara proses produksinya mengedepankan prinsip green economy. Kreasi dari batik cap ini memberikan berbagai pilihan corak batik yang menarik dan unik dengan satu canting cap kristalografi.

"Kita ingin mengenalkan matematika itu adalah seni yang indah, sehingga mahasiswa dapat termotivasi untuk membentuk inovasi yang kreatif dan dapat diaplikasikan ke permasalahan yang nyata, dalam hal ini yaitu untuk desain motif batik," ucap Prof Widowati, Dekan Fakultas Sains dan Matematika Undip.

Keunikan lainnya adalah penggunaan pewarna alami Batik Dipokrista, yang tidak hanya aman bagi kulit tetapi juga tahan lama. Bahkan, seiring berjalannya waktu, warna batiknya akan semakin cerah. Proses pembuatan Batik Dipokrista dimulai dengan mordanting (menghilangkan kain dari kanji dengan membasahi kain dengan air tawas dan menjemurnya di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung); kemudian pengecapan; hingga proses akhir yaitu pelorotan.

Baca Juga: Wheyfy dan Geco Produk Unggulan Terbaru, Hasil Olahan Dosen dan Mahasiswa Undip

Pewarna untuk kain batik ini menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan seperti dari kulit, kayu, daun, juga buah dan tumbuhan. Pewarnaan dilakukan 2 (dua) kali untuk menghasilkan warna yang diinginkan.

Konsep pembuatan Batik Dipokrista mengandalkan konsep kristalografi dalam transformasi bidang datar. Batik Dipokrista memiliki ciri khas yang mengedepankan konsep batik kristalografi yang telah dirancang dan disusun, dimana konsep ini merupakan implementasi dari transformasi geometri (translasi, rotasi, dan refleksi) sehingga sebuah motif dapat membentuk banyak pola pada karya batik cap.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Humas Undip


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x